Penulis Utama : Firas Annedra Alba
NIM / NIP : D1211034
×

ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pengamatan peneliti pada fenomena pesan dalam slogan-slogan kampanye sosial, yang kebanyakan menggunakan teks (copy) yang bernada tegas atau keras (asertif). “Matikan Rokok Sebelum Rokok Mematikanmu!”, “Say No To Drugs!”, “Awas Bahaya Laten Korupsi!” adalah sebagian contoh dari kampanye yang menggunakan pesan asertif. Fakta ini tidak sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu, menyatakan bahwa ungkapan lembut (non asertif) lebih efektif dalam mendapatkan kepatuhan konsumen. Namun bila merujuk pada penelitian terkini yang dilakukan Ann Kronrod dkk. (2012), tingkat kepentingan pada suatu isu bagi audiens berpengaruh pada efektifitas pesan dalam mendapatkan kepatuhan audiens. Sedangkan Mills (1993) menemukan bahwa dalam budaya bahasa orang Rusia penyampaian pesan cenderung lebih efektif menggunakan keduanya yakni teks (copy) yang sangat keras maupun sangat lembut. Lain halnya pada budaya bahasa Inggris orang Amerika, penyampaian pesan akan lebih efektif menggunakan teks (copy) yang bernada tidak terlalu keras ataupun tidak terlalu lembut. Dari beberapa temuan penelitian di atas dimungkinkan bahwa teks (copy) yang bernada keras memiliki efektifitas yang berbeda-beda dalam mendapatkan kepatuhan seseorang dalam lingkup wilayah yang berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan melihat ada tidaknya pengaruh tingkat kepentingan isu terhadap tingkat kepatuhan pada pesan bernada keras (asertif) vs bernada lembut (non asertif). Dalam penelitian ini peneliti mengambil isu Anti Plagiasi.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian ini termasuk dalam penelitian causal-comparative yang bertujuan untuk menemukan dan memverifikasi hubungan sebab akibat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen 2x2 dimana untuk variabel tingkat kepentingan isu, subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang menganggap isu penting, yaitu mahasiswa yang baru saja memasuki semester 5 (relatif muda) dan mahasiswa yang menganggap isu kurang penting, yaitu mahasiswa semester 7 (menjelang semester akhir). Secara kualitatif peneliti menemukan fakta bahwa mahasiswa yang lebih senior menganggap isu plagiasi kurang penting karena tidak ada penegakan hukum di program studi mereka. Dalam pengalaman akademis mahasiswa sampai dengan semester 7 ini membuktikan bahwa banyak pelaku plagiasi yang justru tidak mendapatkan hukuman dari pihak dosen atau kampus karena mereka meyakini tugas tidak dicek dengan baik atau dosen kurang mampu melacak tugas yang melakukan plagiasi, bahkan beberapa mahasiswa menyebut bahwa mereka menjumpai dosen mereka sendiri melakukan plagiasi materi ajar. Peneliti telah melakukan uji perbedaan tingkat kepentingan isu Anti Plagiasi pada dua kelompok tersebut dengan hasil yang menunjukan bahwa nilai sig. 0,012 < a = 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswa semester awal dan akhir. Kelompok mahasiswa yang lebih muda (N=34) menganggap isu Anti Plagiasi lebih penting dibandingkan mahasiswa tingkat akhir (N=38).
Dari dua kelompok tersebut (yang menganggap isu penting dan tidak penting), masing-masing dibagi lagi menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang terdiri dari subjek yang menerima terpaan pesan poster yang bernada keras (Nisu penting=17; Nisu tidak penting=19) dan kelompok yang lain menerima pesan poster bernada lembut (Nisu penting=17; Nisu tidak penting=19). Selanjutnya peneliti akan melakukan uji perbedaan tingkat kepatuhan pada kelompok tersebut. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa S1 Komunikasi FISIP UNS.
Setelah dilakukan analisis menggunakan uji Mann-Whitney, hasilnya menunjukkan (1) Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan antara audiens yang menganggap isu “Anti Plagiasi” penting dengan yang tidak penting setelah diberi terpaan poster “Anti Plagiasi” versi pesan bernada keras (asertif) (sig. 0,277 > a = 0,05). (2) Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan antara audiens yang menganggap isu “Anti Plagiasi” penting dengan yang tidak penting setelah diberi terpaan poster “Anti Plagiasi” versi pesan bernada lembut (non asertif) (sig. 0,909 > a = 0,05). (3) Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan pada audiens yang menganggap isu “Anti Plagiasi” penting setelah diberi terpaan poster “Anti Plagiasi” versi pesan bernada keras (asertif) dengan bernada lembut (non asertif) (sig. 0,154 > a = 0,05).  (4) Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan pada audiens yang menganggap isu “Anti Plagiasi” tidak penting setelah diberi terpaan poster “Anti Plagiasi” versi pesan bernada keras (asertif) dengan bernada lembut (non asertif) (sig. 0,754 > a = 0,05).
Hasil analisis membuktikan hipotesis yang telah ditentukan di awal ditolak. Peneliti menduga bahwa penggunaan pesan dengan teks yang dikategorikan bernada keras (asertif) dan lembut (non asertif) belum berada pada tingkatan rasa bahasa yang sangat berbeda ketika diterapkan dalam poster sehingga keduanya juga nyaris tidak terlihat berbeda pada kelompok yang menganggap isu penting dan tidak penting. Penelitian ini mengindikasikan bahwa teks (copy) yang dianggap bernada keras (asertif) pada bahasa asing belum tentu melahirkan rasa bahasa yang sama dalam konteks bahasa Indonesia.
Kata kunci : pesan asertif, tingkat kepentingan isu, isu plagiasi, mendapatkan kepatuhan, poster
ABSTRACT
This study begins from observation of the phenomenon of messages in social campaign slogans, which mostly use assertive message. “Matikan Rokok Sebelum Rokok Mematikanmu!”, “Say No To Drugs!”, “Awas Bahaya Laten Korupsi!” are the examples of campaigns using assertive message. This fact is not in line with previous studies, suggesting that soft [removed]non-assertive message) is more effective for gaining the consumer compliance. However, when referring to the latest research conducted Ann Kronrod et al. (2012), the level of issue importance affects the effectiveness of the message for gaining compliance of the audience. Meanwhile, Mills (1993) find that  Russian speakers preferred either highly assertive or very assertively phrased request. Another case in English American speakers, they preferred intermediate non assertive request. Some previous research findings above, it is possible that the assertive messages have different effectiveness for gaining compliance of the audience within the scope of different regions. Therefore, researchers interested to conduct research that examines the effect of the issue importance toward the level of compliance with assertive vs. non assertive message. In this study, researchers took the anti-plagiarism issue.
This study was a quantitative research using experimental methods and included in the causal-comparative design. Data is collected using a questionnaire. This study used  2 x 2 experimental design, in the level of issue importance variable, the subjects were divided into two groups: the group considers important issues, such as students who had just entered the semester 5th (relatively young) and students are considered less important issues, such as students semester 7th  (the end of the semester). In qualitative data, researchers found that senior students perceived the issue of plagiarism is less important because there is no law enforcement in their program of study. In academic experience of students until semester 7th, proves that many plagiator does not getting the punishment from the faculty, because they believe the task is not checked properly or lecturers are less able to keep track of tasks that do plagiarism, even some students mentioned that they found any lecturers do plagiarism teaching materials.
We have been doing the test the difference of the level Anti Plagiarism issue importance in the two groups. The result shows that sig. 0,012 < a = 0,05. It means there are significant difference between the groups. Groups of younger students (N=34) perceived the issue of Anti-Plagiarism is more important than the finel level student (N=38).
And then each groups (perceived issue importance and not importance groups) subdivided into two experimental groups, namely the group of subjects who received exposure assertive message posters (Nissue importance = 17; Nissue not importance = 19) and the other group received non assertive message poster (Nissue importance = 17; Nissue not importance = 19). And then we do the test the difference of the level of the subject compliance. Subjects in this study were Communication students of Sebelas Maret University.
After analysis using the Mann-Whitney test, The results show (1) There is no significant difference between the level of compliance of the audience who perceive plagiarism issue is important vs. not important after given treatment "Anti-Plagiarism" assertive poster (sig. 0.277 > a = 0.05). (2) There is no significant difference between the level of compliance of the audience who perceive plagiarism issue is important vs. not important after given treatment "Anti-Plagiarism!" non assertive poster (sig. 0.909 > a = 0.05). (3) There is no significant difference of  the level of compliance of the audience who perceive plagiarism issue is important after given treatment "Anti-Plagiarism" assertive (vs. non assertive) message poster (sig. 0.154 > a = 0.05). (4) There is no significant difference of the level of compliance of the audience who perceive plagiarism issue is not important after given treatment "Anti-Plagiarism" assertive (vs. non assertive) message poster (sig. 0.754 > a = 0.05).
The results of the analysis to prove the hypothesis is rejected. We speculate by usage messages that categorized assertive and non-assertive yet at the level sense of language different when applied in the poster, so they also hardly looks different in the group perceived important and not important issues. This study indicates the text (copy) are considered worded (assertive) in a foreign language does not necessarily give birth to a sense of a common language in the Indonesian context.
Keywords: assertive message, issue importance, plagiarism, gaining compliance, poster
 

×
Penulis Utama : Firas Annedra Alba
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D1211034
Tahun : 2015
Judul : Pengaruh Tingkat Kepentingan Isu terhadap Tingkat Kepatuhan pada Pesan Bernada Keras (Asertif) Vs Lembut (Non-Asertif) (Studi Eksperimen Tentang Perbedaan Tingkat Kepentingan Isu “Anti Plagiasi” terhadap Tingkat Kepatuhan Audiens Pada Pesan Bernada Keras
Edisi :
Imprint : Surakarta - FISIP - 2015
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-FISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D1211034-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Diah Kusumawati, S.Sos, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.