×
ABSTRAK As one of traditional community in Indonesia, Lare Osing of Kemiren Village is capable of maintaining their local identity while welcoming the ever-improving modern technology and information. Their natural characteristic is indicated by their still-existing traditional social institutions which claim relatively high position in the community. However, the community somehow manages to open themselves towards a more modern and sophisticated form of institution. The objective of this research is to describe the Communication Pattern of Osing Community of Kemiren Village of Glagah Subsdistrict of Banyuwangi Regency, East Java and to find out the function and the role of both formal and informal social institutions existing in Kemiren Village. This research is a descriptive qualitative research applying techniques of participative observation, in-depth interview, and content analysis in collecting the data. The informants involved were selected using the typical case sampling of purposive sampling technique, with slightly touch of snowball sampling technique from the observed community. The data were analyzed based on Miles and Huberman interaction model with triangulation resource technique to validate the data. The findings of this research show that the communication pattern of Osing community of Kemiren Village is highly influenced by norms inherited in their traditional social institutions. Moreover, the referred norms can also be observed from their daily language. The language variance spoken by the Osing community are based on the setting of conversation, indicating egalitarian relationship among the speakers. Last, the Osing community adopt two kinds of leadership with equal status, that is, formal and traditional leadership. Sebagai salah satu masyarakat adat di Indonesia, Lare Osing di Desa Kemiren mampu mempertahankan segenap kearifan lokal yang dimilikinya, menyambut kemajuan teknologi dan informasi dengan sikap terbuka. Kebersahajaan mereka ditunjukkan lewat tetap dipertahankannya lembaga-lembaga kemasyarakatan tradisional yang memiliki tata nilai tinggi dalam masyarakat, pun mereka tidak menutup diri terhadap bentuk lembaga yang lebih modern. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pola Komunikasi Masyarakat Osing yang ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui fungsi dan peran dari lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Kemiren, baik formal maupun non formal. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif, yang pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Informan dipilih berdasarkan purposive sampling dari masyarakat yang diteliti, jenisnya adalah typical case sampling, dengan sedikit sentuhan teknik snowball sampling. Analisis data yang diperoleh menggunakan model interaksi Miles dan Huberman, dan keabsahan data itu sendiri diuji menggunakan triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola komunikasi masyarakat Osing di Desa Kemiren sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma yang terkandung dalam lembaga kemasyarakatan tradisionalnya. Kemudian nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat Osing antara lain juga tampak dalam bahasa yang dipergunakan. Variasi bahasa yang digunakan masyarakat Osing didasarkan pada suasana atau setting, di mana bahasa tutur masyarakat Osing itu menunjukkan hubungan keakraban yang bersifat egaliter. Terakhir, masyarakat Osing mengenal dua macam pola kepemimpinan, yakni kepemimpinan formal dan adat yang sama-sama kuat.