ABSTRAK
Komunikasi memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sosial manusia. Melalui proses komunikasi, seseorang bisa berinteraksi dengan orang lain bahkan mampu menjalin hubungan pribadi. Proses komunikasi juga memungkinkan orang-orang yang berbeda budaya untuk berinteraksi. Peristiwa perpindahan lingkungan yang dialami oleh mahasiswa asing S-1 UNS akan memunculkan permasalahan kultural yang biasa disebut gegar budaya. Hal tersebut mensyaratkan jalinan komunikasi yang harus dibangun dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Komunikasi memainkan peran sentral dalam proses mengatasi gegar budaya yang dialami oleh para mahasiswa asing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk gegar budaya yang telah dialami oleh para mahasiswa asing S-1 UNS dan bagaimana komunikasi antarbudaya yang mereka lakukan selama ini telah berperan dalam mengatasinya, sehingga memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih kaya mengenai peran komunikasi antarbudaya dalam gegar budaya yang terjadi pada mahasiswa asing S-1 UNS.
Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data melalui observasi, mini focus group discussion (mini FGD), wawancara mendalam, dan telaah pustaka. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi terlibat, yaknipeneliti mengambil peran aktif dalam situasi atau keadaan yang melibatkan para mahasiswa asing yang menjadi informan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 16 mahasiswa asing S-1 yang berasal dari 10 negara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk gegar budaya yang muncul adalah bahasa, makanan, lingkungan (meliputi cuaca, tempat tinggal, dan akademik), karakteristik masyarakat Solo, spiritualitas, dan budaya Jawa. Komunikasi antarbudaya merupakan sebuah cara yang efektif yang berperan untuk menanggulangi gegar budaya para mahasiswa asing hingga menuju pada tahap penyesuaian diri dengan lingkungan dan budaya baru melalui komunikasi tatap muka dan pemanfaatan teknologi, terutama dalam mengatasi masalah bahasa, makanan, lingkungan, dan karakteristik masyarakat Solo. Komunikasi kelompok, massa, dan budaya juga membantu dalam proses adaptasi dan penyesuaian diri melalui interaksi kelompok, media massa, dan acara-acara kebudayaan. Komunikasi yang dijalin tidak akan berakhir, justru akan semakin membantu para mahasiswa asing S-1 UNS untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya yang ada di UNS dan Solo.
Kata kunci: komunikasi antarbudaya, gegar budaya, mahasiswa asing S-1 UNS, penyesuaian diri, lingkungan dan budaya baru.
ABSTRACT
Communication has a vital role in human social life. Through communication process, people can interact with each other, and they are even able to build personal relationships. Even, people coming from different cultures may communicate to each other. The migration to the new environment experienced by the overseas students studying in undergraduate (S-1) programs will emerge cultural problems called culture shock. Thus, communication relations must be built in order to adjust themselves to the new environment. Communication has played a central role in the process of overcoming culture shock experienced by UNS overseas students studying in undergraduate (S-1) programs.
The purpose of this research is to find out and to understand the forms of culture shock which the overseas students have experienced and how intercultural communication takes role to overcome it. Thus, it gives us better and richer understanding about the role of intercultural communication in overcoming culture shock among UNS these overseas students.
The research method used in this research is qualitative-descriptive method. The technique of data collection is through observation, mini focus group discussion (mini FGD), indepth interview, and literature study. Type of observation in this research is participatory observation, which means the researcher actively takes role in the situation and events where the overseas students becoming research informants get involved. Purposive sampling is used as sampling techniques which involves 16 students from 10 countries as the research sample (informants).
The result of the research shows that the emergence of culture shock event is caused by the problems of language, food, environment (wheather, residence, and academic), character of Solo citizens, spirituality, and Javanese culture. Intercultural communication is an effective way which takes important roles to overcome culture shock among the overseas students so that they are able to adjust themselves with the new environment through face-to-face communication and technology utilization, especially to overcome the problems of language, food, environment, and character of Solo citizens. Group, mass, and cultural communication also help them in the process of adaptation and self-adjustment through group interaction, mass media, and cultural events. The communication process will not see an end. Otherwise, it helps them to more quickly adjust with the new environment and culture of UNS and Solo.
Keywords: intercultural communication, culture shock, UNS overseas students studying in undergraduate (S-1) programs, self-adjustment, new environment and culture.