ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh karakteristik daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Karakteristik daerah dijabarkan dengan variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah kunjungan wisatawan. Nilai PDRB dirinci secara sektoral, meliputi sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, bangunan, listrik, gas dan air minum, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan persewaan, dan sektor jasa. Sedangkan kinerja keuangan diukur dengan Rasio Surplus atau Defisit terhadap Ekuitas (Surplus Deficit to Equity Ratio). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan pemerintah daerah dan data publikasi BPS. Pemerintah daerah yang dijadikan sampel meliputi 38 pemerintah daerah kabupaten/kota di Jawa Timur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan analisis data menggunakan regresi linear berganda, diperoleh hasil bahwa PDRB sektor industri pengolahan, PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Sedangkan PDRB sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor bangunan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan persewaan, sektor jasa-jasa, jumlah penduduk, dan luas wilayah tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja keuangannya, pemerintah kabupaten/kota seharusnya memilih sektor industri pengolahan, perdagangan dan pariwisata sebagai prioritas pembangunan daerahnya.
Kata Kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Kinerja keuangan, Karakteristik daerah
ABSTRACT
The study aims to know the influence of region characteristic towards financial performance of local governments. Region characteristic is assessed by using Gross Domestic Product (GDP), population, area and tourists visits. The value of GDP is sectoral detailed, comprising agricultural sector, mining and quarrying sector, manufacturing industry sector, electricity, gas and water supply sector, construction sector, trade, hotel and restaurants sector, transport and communication sector, finance and business services sector, and services sector. The financial performance is determined by surplus deficit to equity ratio. The study uses secondary data from local governments’ financial statement and the BPS publication. All of 38 local governments in east java are included in the study.
Based on the study conducted by using double-regression method, it indicates that the value of GDP manufacturing industry sector, trade, hotel and restaurants sector, and the tourist visits affect significantly to financial performance of local governments. On the other hand, the value of GDP agricultural sector, mining and quarrying sector, construction sector, electricity, gas and water supply sector, transport and communication sector, finance and business services sector, services sector, population, and the area of the region do not affect financial performance of the local governments. Therefore, it can be concluded that if local governments want to improve their financial performance, so the local government should choose manufacturing industry, trade, hotel and restoran and also the tourism sector as their priorities on their regional development programs.
Keywords: Gross Domestic Product (GDP), Financial Performance, Region characteristic