×
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu tentang (1) Tafsir dan tugas sutradara Gigok Anurogo pada lakon Teroris karya Albert Camus? (2) Gaya penyutradaraan Gigok Anurogo pada lakon Teroris karya Albert Camus?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tafsir dan tugas Gigok Anurogo sebagai sutradara pada lakon Teroris karya Albert Camus. (2) Mendeskripsikan gaya penyutradaraan Gigok Anurogo sebagai sutradara pada lakon Teroris karya Albert Camus.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyutradaraan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gigok Anurogo sebagai sutradara lakon Teroris, para pemain, para tim produksi (kerabat kerja) pada acara Ulang Tahun Teater Tera ke 31 yang diselenggarakan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, dan naskah lakon Teroris karya Albert Camus. Data dalam penelitian ini adalah segala aktivitas dalam proses produksi dan latihan, dari awal hingga akhir pementasan pada bulan Februari 2014 sampai bulan Mei 2014 yang dilakukan sutradara Gigok Anurogo dalam lakon Teroris karya Albert Camus, foto, transkip wawancara dengan sutradara, pemain dan kerabat kerja, kata-kata, dialog yang terdapat dalam naskah lakon Teroris karya Albert Camus. Teknik analisis data melalui enam tahap, yaitu: pembacaan, penginventarisan, pengidentifikasian, penginterpretasian, pembuktian dan kesimpulan.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Ketika menjadi sutradara, Gigok Anurogo mempunyai langkah-langkah atau tahapan-tahapan untuk menyukseskan jalannya pementasan, seperti: memilih naskah dan menentukan pokok penafsiran, menentukan nada dasar, memilih pemain, bekerja sama dengan staf, melatih pemain, dan mengkoordinasi semua bagian. (2) Gigok Anurogo pada lakon Teroris termasuk tipe sutradara konseptor dan koordinator. Gigok Anurogo memilih konsep garap teater tradisi. Dari awal penggarapannya, ia melakukan persiapan, memasuki tahapan penggarapan, dan mengatasi semua kendala yang ada. Ia mampu mengkoordinasikan satu sama lain dengan baik agar semua dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Selain itu, ia dapat menempatkan dirinya sebagai sosok sutradara interpretator dan creator seperti gaya penyutradaraan Laissez Faire dan Gordon Craig. Gigok Anurogo seorang sutradara yang mempunyai konsep, menguraikan, memaparkan, dan menjelaskan konsepnya kemudian membebaskan para elemen pendukung untuk mengeksplor kemampuan dan memberikan masukan atau solusi kepada elemen pendukung apabila mereka tidak dapat memenuhi keinginan sutradara. Meskipun begitu, secara keseluruhan gaya penyutradaraan Gigok Anurogo lebih condong ke arah Laissez Faire.