×
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui gambaran tentang negara Filipina, (2) mengetahui bagaimana kondisi pemerintahan Joseph Estrada di Filipina, (3) mengetahui bagaimana proses runtuhnya kekuasaan Joseph Estrada di Filipina. Penelitian ini menggunakan metode historis yaitu kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisis data masa lampau secara obyektif dan sistematis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu majalah dan surat kabar yang terbit dari tahun 1998 sampai 2001, sedangkan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang relevan dengan judul penelitian. Teknik mengumpulkan data yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu memperoleh data dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dan surat kabar yang tersimpan di perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) negara Filipina adalah negara kepulauan yang terdiri dari 7100 pulau, beriklim tropis, berpemerintahan republik, merupakan salah satu negara yang paling progresif dan cepat mengalami perkembangan di kawasan Asia Tenggara, setelah kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1946 pemerintahan di negara Filipina diawali oleh presiden Ferdinand Marcos yang sangat diktator serta telah melakukan berbagai penyimpangan-penyimpangan selama menjalankan pemerintahan, kemudian digantikan oleh presiden Cory Aquino yang lebih demokratis apabila dibandingkan dengan pendahulunya, masalah perekonomian dan gerakan separatis muslim sering terjadi pada masa pemerintahan Cory Aquino namun dapat ditekan perlahan-lahan, pemerintahan digantikan oleh presiden Fidel Ramos dari kelompok militer yang sangat mematuhi konstitiusi di Filipina, dalam pemerintahan Fidel Ramos tersebut maka negara Filipina dapat keluar dari sebutan the sick man of Asia; (2) pada masa pemerintahan presiden Joseph Estrada di Filipina telah terjadi berbagai penyimpangan-penyimpangan yaitu presiden telah melakukan tindakan korupsi dan suap, hal ini mengingatkan pada penyimpangan yang dilakukan oleh presiden Marcos di Filipina, selain itu kredibilitas Joseph Estrada sebagai seorang pemimpin telah melemah; (3) proses runtuhnya kekuasaan Joseph Estrada diawali dari proses impeachment atau pemecatan yang dilakukan oleh Pengadilan Antikorupsi Filipina, dan munculnya perlawanan dari kelompok oposisi, meletusnya gerakan People Power II yang dipelopori oleh rakyat guna menuntut agar Joseph Estrada mundur dari kursi kepresidenan. Dari hasil penelitian ini, maka ditemukan implikasi antara lain: (1) Implikasi teoritis, pemerintahan Joseph Estrada tidak sesuai dengan konsep good governance atau kepemerintahan yang baik karena tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah dilakukan menimbulkan rasa ketidakpuasan rakyat , maka meletuslah suatu gerakan massa yang disebut People Power II yang dipelopori oleh seluruh lapisan rakyat dan para tokoh oposisi politik akibat dari gerakan massa tersebut maka pemerintahan Joseph Estrada di Filipina berhasil diruntuhkan; (2) Implikasi praktis dari hasil penelitian ini dalam bidang pendidikan maka dapat diambil suatu pelajaran bahwa suatu negara dalam menjalankan suatu pemerintahan harus memprioritaskan kepentingan masyarakat di negara tersebut.