Penulis Utama | : | Fadhlan |
NIM / NIP | : | S011302005 |
Bangsa Indonesia mempunyai budaya yang sangat beragam dan memiliki berbagai macam ornamentik yang kaya akan nilai seni serta maknanya, di antaranya terlihat pada kepercayaan dan tradisi lokal masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi meghalithikum salah satunya adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar, seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga digunakan menjadi benda pujaan. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan keteraturan, seperti tradisi melakukan upacara adat, menghadirkan tata cara menanam dan memanen, melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan hidup (kelahiran, pernikahan, kematian). salah satu yang sangat penting dalam upacara kematian disebut dengan pula batee (tanam batu nisan). Namun dalam perkembangannya dan perubahan yang terjadi dalam sosial masyarakat, kini upacara pula batee sendiri sudah tidak pernah dilakukan lagi.
Hal tersebut dapat diungkapkan melalui penelitian tentang ekspresi Ragam Tanda Budaya Pada Batee Jeurat Plak Pleng yang merupakan bukti perkembangan Islam dan Pra Islam di Aceh. Peninggalan batu berupa monomen dalam fungsi Batee Jeurat yang sangat artistik ini, telah banyak memberi bukti atas keberadaan Kerajaan itu sendiri, sebelumnya menjadi tanda tanya besar oleh peneliti-peneliti sejarah tentang nama dan keberadaannya yang disebut-sebut pada Abad Ke-9 oleh pedagang dari Arab, Persia dan India.
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui Bagaimana bentuk Batee Jeurat yang ada di Situs Kerajaan Lamuri, (2) Bagaimana ragam ornamen pada Batee Jeurat Plak Pleng, (3) Bagaimana ekspresi tanda budaya yang terkandung pada Batee Jeurat Plak Pleng di Situs Kerajaan Lamuri. Hasil penelitian menunjukkan Secara umum Batee Jeurat Plak Pleng berbentuk persegi empat yang didirikan tegak vertikal dan pada pangkal badan sedikit patahan yang semakin lancip ke atas dan paling atas memiliki bagian yang disebut kepala berupa tunas bunga yang secara umum memiliki ciri bunga empat kelopak, bagian pangkalnya secara umum agak lebih besar. Adanya pengaruh bentuk kuil-kuil India Tamil yang menggunakan gaya arsitektur Dravidian. Artefak berupa monumen ini dapat dikatakan sebuah produk budya yang dibangun dengan gagasan (konsep) perpaduan tanda, yang berlatar belakang dengan nilai-nilai luhur dari kebudayaan dan latar kepercayaan (religi) yang berbeda (berkonsep Plang Pleng), diantaranya Hinduism, Budhism, Islam, dan kepercayaan lokal.
Tanda-tanda berupa simbol dan ikon yang di pahatkan berupa ikonoklasme burung kakak tua, phonix, naga, kerbau atau sapi, teratai, unsur omkara, maupun kalimah suci bersifat religi (kalimah tauhid, hadist, kata hikmah dan lainnya), adapun kalimah suci ini di tuliskan dengan huruf arab yang sudah disesuaikan dengan kaarakter khas lokal dalam pola arabesk. Secara mitos (konotasi) pemaknaan terhadap sosok burung begitu menonjol dalam hikayat, kisah kepahlawanan Aceh. Burung kakak tua (cicem bayeun), sangat digemari: ia sebagai penolong para pahlawan dan sebetulnya ia seorang puteri yang menyamar, sumber asal dari burung kakak tua dalam desain Aceh mungkin Persia. Adapun naga yang biasa dimaknai dengan perwakilan ular yang mewakili bumi (dunia bawah), selain itu ada kala dan makara, kerbau, antromorphic, Raja duek yang ditampilkan secara Ikonoklasme, teratai, tunas atau kuncup teratai, yang hampir tidak dapat dikesan lagi dalam cerita-cerita rakyat di akhir abad ke-19.
Batee Jeurat Plak Pleng pada prinsipnya sangat kaya akan makna religius, humanistik maupun edukatif. Kebijaksanaan para leluhur tampak telah dituangkan begitu cerdas dan indah melalui tangan-tangan pengukir, memahami benar tentang nilai-nilai yang dipahat pada batu tersebut. Tampilan Batee Jeurat Plak-pleng memberikan isyarat bahwa penenda kematian ini bukan hanya sebagai batu yang terpahat indah belaka, namun jauh dari itu, pahatan kaligrafi berupa Syair, hadist, ayat Al -Quran maupun kalimah tauhid (mengesakan Allah) secara jelas telah menunjukkan bahwa ada pesan (Message) penting untuk dibaca oleh generasi yang ditinggalnya. Berbagai pesan penting yang berkaitan tentang kehidupan, kehidupan di alam akhirat adalah hal yang sangat dikhususkan, dominan dari teks yang tertulis dalam huruf arab pada bagian kaki nisan adalah tentang keabadian hidup.
Kata kunci: Ekspresi Tanda, Ragam Tanda Budaya, Batee Jeurat Plak Pleng, makna dan nilai-nilai
kehidupan.
Indonesia have many kind of culture and ornamentaly that have art value and meaning, which is in faith and local communities that are culls of megalithc, one of all culture that bring out buildings from cobblestone, as menhir is symbolic monumental of the ancestors that used object of praise. Faith tradition and cultural social system are product local communites in made regularity, as make traditional ceremonies, to present a procedur of planting and harvesting, to doing thanksgiving and transitio nal living (birth, marriage, death). One of which is important in funerals called pula batee (put down the tombstone). But on progress and the change that happen in sociality, pula batee ceremony is never do again nowadays.
That matter can disclosed through research about Cultural Ekspresion Kind of Sign in Bate eurat Plak Pleng which is a evidence of the developmental of islam and pre-islam in aceh. Heritage by stone as monument like a Batee Jeurat that artisticaly, that which has given evidence for the existence of the kingdom itself, previos has a big questions for researchers of history about the name and the existence of which was touted in the 9 century by traders from Arabia, Persia, and India.
The main purpose of this research are (1) to know how the shape of Batee Jeurat that is in the th Lamuri Kingdom site, (2) how is the variety of ornaments in Batee Jeurat Plak Pleng, (3) how is the expresion culture sign that contained on Batee Jeurat Plak Pleng in the Lamuri Kingdom site. The research result is showed in general Batee Jeurat Plak Pleng as quadrilateral which was set upright vertical and on the base body there are a litle fault that is increasingly taper upwards and the top has a section like head such as flower buds which a generaly has four petals of flowers characteristic, the base one in generaly more large. The influence of the shape of the temples in Tamil (India) that use Dravidian architecture style. Artifacts such as these monuments can we called as a cultural product that built with idea (concept) which is blend of marks that’s background with nobles cultural value and backgraoun of trust (religion) that have different (Hindism, Budhism, Islam, and local religion) with concept Plak Pleng.
The signs such as symbols and icons that engraved like parrot iconoclasm, phonix, dragon, buffalo or cow, lotus, omkara element, as well as holy sentences are religious (tauhid, hadist, etc), As for the sacred phrase is written with Arabic letters that made some acculturation with localisty style in arabesk. Is a myth (connotation) the meaning of bird figure so prominently in the hikayat, story of heroism in Aceh. Parrot (cicem bayeun), is very popular : she as a halper of the heroes and in fact, she was princess in disguise, the origin of parrot sign in Aceh design maybe is Persia. As for the dragon can be meaning like a representation of snake that represent by the earth (the underworld), moreover they have a kara and makara, buffalo, antromorphic, Duek king that show the Iconoclasm, lotus, shoot orbuds lotus, which can’t be impression in the story-folklore at the end of 19 century.
Batee Jeurat Plak Pleng in principle that have so many religius meaning, humanistic as well as th educative. the wisdom of the ancestors has conveyed by smart and beautiful through with the hands of the engraver, which is know the real meaning about the value that carved on the stone. Batee Jeurat Plak-pleng display give as the signaling that death marker is’n only as beautiful carved stone, but much of it, calligraphy carved like poetry, hadist, Al-Quran as well as tauhid sentence (mengesakan Allah) is clearly has show that there are massage (massage) which must be read by generation left behind. So many kind of important messanger about the life as especially, the life here after is more devoted. Which dominant the teks that written in arabic letters at the foot of the headstone is about eternity of life.
Key Word: Cultural Exspressio Kind of Sign, Batee Jeurat Plak Pleng In the meaning of life
Penulis Utama | : | Fadhlan |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S011302005 |
Tahun | : | 2015 |
Judul | : | Eskpresi Ragam Tanda Budaya Padabatee Jeurat Plak Pleng Di Situs Kerajaan Lamuri |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2015 |
Program Studi | : | S-2 Seni Rupa |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Program Pascasarjana Magister Seni Rupa-S011302005-2015 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD. 2. Dr. Ahmad Faizin, M.S. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|