ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT, Jigsaw II, atau TPS, (2) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa dengan kecerdasan emosional tinggi, sedang atau rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran, kategori kecerdasan emosional manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik, (4) pada masing-masing kategori kecerdasan emosional, model pembelajaran manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo. Sampel yang digunakan yaitu 9 kelas dengan jumlah siswa adalah 250 siswa. Penelitian ini menggunakan stratified cluster random sampling.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika dan angket kecerdasan emiosional. Sebelum digunakan untuk pengambilan data, instrumen tes prestasi belajar matematika dan angket kecerdasan emiosional terlebih dahulu di uji cobakan. Uji keseimbangan menggunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa. (1) Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. (2) Siswa dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang memiliki kecerdasan emosional sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan kecerdasan emosional sedang memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan emosional rendah. (3) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan emosional rendah. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan emosional rendah, siswa dengan kecerdasan emosional sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya. Pada pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan kecerdasan emosional sedang dan rendah. (4) Pada kecerdasan emosional tinggi, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan NHT dan TPS. Pada kecerdasan emosional sedang, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan NHT mempunyai prestasi belajar matematika yang sama, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS mempunyai prestasi belajar matematika yang sama, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada TPS, Pada kecerdasan emosional rendah, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan NHT dan TPS.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, Jigsaw II, NHT, TPS, kecerdasan emosional, prestasi belajar matematika
ABSTRACT
The objectives of this research were to find out: (1) which one gave better mathematics learning achievement among learning model NHT, Jigsaw II, or TPS, (2) which one gave better mathematics learning achievement among student with high, middle, or low emotional quotient, (3) on each learning model, which are emotional quotient that gave better mathematics learning achievement, (4) on each emotional quotient, which are learning models that gave better mathematics learning achievement.
This research was a quasi-experimental research. The population of the research was all of the eighth grade students of the State Junior High School in Sukoharjo. The sample that used consists of 9 classes with a total was 250 students. This research used stratified cluster random sampling. The instruments used to collect data were mathematics achievement test and emotional quotient questionnaire. Before used for data collection, the instrument test was tried out. Balance test used unbalanced one way analysis of variance. Technique of analyzing data that used was unbalanced two ways analysis of variance.
From the research, it can be concluded that: (1) Learning by using cooperative learning model of Jigsaw II and NHT gave better mathematics learning achievement than learning by using cooperative learning model of TPS, learning by using cooperative learning model of NHT gave better mathematics learning achievement than learning by using cooperative learning model of TPS. (2) Students who have high emotional quotient gave better mathematics learning achievement than students who have middle and low emotional quotient, students who have middle emotional quotient gave better mathematics learning achievement than students who have low emotional quotient, (3) On the cooperative learning model of Jigsaw II, students who have high and middle emotional quotient gave the same mathematics learning achievement, students who have high and middle emotional quotient gave better mathematics learning achievement with the students who have low emotional quotient. On the cooperative learning model of NHT, students who have high and middle emotional quotient gave the same mathematics learning achievement, students who have high emotional quotient gave better mathematics learning achievement with the students who have low emotional quotient, students who have middle and low emotional quotient gave the same mathematics learning achievement. On the cooperative learning model of TPS, students who have high, middle and low emotional quotient gave the same mathematics learning achievement. (4) On the high emotional quotient, using cooperative learning model of learning by Jigsaw II, NHT and TPS gave the same mathematics learning achievement. On the middle emotional quotient, using cooperative learning model of learning by Jigsaw II and NHT gave the same mathematics learning achievement, using cooperative learning model of learning by NHT and TPS gave the same mathematics learning achievement using cooperative learning model of learning by Jigsaw II gave better mathematics learning achievement with learning by using cooperative learning model of TPS. On the low emotional quotient, using cooperative learning model of learning by Jigsaw II, NHT and TPS gave the same mathematics learning achievement.
Keywords: cooperative learning model, Jigsaw II, NHT, TPS, mathematics learning achievement, emotional quotient