ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) latar belakang berdirinya Padepokan Brojobuwono, (2) proses pembelajaran informal “nyantrik” keris di Padepokan Brojobuwono, dan (3) evaluasi hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran “nyantrik” keris di Padepokan Brojobuwono. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan meliputi: informan, dokumen dan arsip, tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data menggunakan triangulasi dan review informant. Teknis analisis data menggunakan model interaktif dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa latar belakang berdirinya Padepokan Brojobuwono karena ketertarikan empu Basuki terhadap dunia perkerisan dan keinginan kuat melestarikan keris. Komponen pembelajaran dalam proses pembelajaran informal nyantrik meliputi tujuan, materi, metode, media, sumber, dan evaluasi. Materi pembelajaran meliputi aspek kognitif mengenai bentuk visual keris (bilah, warangka, dan hulu). Pelaksanaan aspek afektif melalui pemahaman makna simbolis keris, nilai-nilai dan falsafah hidup, dan pembelajaran psikomotor dilaksanakan melalui keterampilan pembuatan keris. Metode yang digunakan meliputi metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, eksperimen, dan penugasan. Media pembelajaran yang digunakan adalah media visual dan audio visual. Media visual meliputi manuskrip, poster, alat, buku, dan contoh keris. Sedangkan media audio visual tentang film proses pembelajaran pembuatan keris. Sumber pembelajaran keris meliputi manuskrip kuno, riset dan pengalaman empu, artefak, dan pelaku perkerisan. Objek evaluasi hasil belajar di Padepokan Brojobuwono dilakukan pada tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari ketiga aspek tersebut, aspek psikomotor lebih mendominasi dibandingkan dengan dua aspek lainnya. Evaluasi dilakukan secara langsung oleh empu dan fokus pada karya cipta dan perilaku. Adanya evaluasi khusus di akhir pembelajaran secara menyeluruh terhadap perilaku dan keris yang dihasilkan dengan kriteria mor, jo, si, ngun, sirap, mungguh, greget, dan guwoyo. Evaluasi pembelajaran nyantrik menggunakan prinsip kontinuitas, prinsip komprehensif, dan prinsip objektivitas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa cantrik memiliki pengetahuan tentang keris, dapat membuat keris sekaligus memiliki perubahan sikap ke arah yang lebih baik, dilihat dari selama dan sesudah proses pembelajaran nyantrik. Kata kunci: Proses pembelajaran informal, nyantrik, penilaian hasil belajar, keris.
ABSTRACT
The purposes of this research were to know (1) the background of Brojobuwono Hermitage, (2) the learning process of informal nyantrik of kris in Brojobuwono Hermitage, and (3) the assesment process of student learning in Brojobuwono Hermitage. This research applies a descriptive qualitative method by using case study strategy. The data sources used were an informant, document and archieve, place and event. The data are collected by using the techniques of interview, observation, and analysis on content of document and archieve. Samples are taken by applying the purposive and snowball sampling. The data validation was carried by using triangulation technique and review informant. The data analysis was conducted by using an interactive model of analysis includes data collecting, data reducing, data presenting, and conclusion making. The result of this research is to know that the background of the hermitage establishment because of empu Basuki against keris world and has strong desire to preserve kris. The component of informal learning nyantrik includes learning objectives, materials, methods, medias, resources, and assesment. Material learning is applied through kris (bilah, warangka, and hulu). Affective aspect is applied through the kris symbolic meaning, the value and the philosophy of life. And the psychomotoric aspect is applied by kris making skills. The learning methods divides into lecturing, demonstration, debriefing, experiment, and assignment. The learning media devides into visual and audio visual media. The visual media such as ancient manuscripts, posters, tools, books, and the kris sample, while non visual media such as movie kris. The learning resources such as ancient manuscript, research and teacher?s experiment, artefact, and the kris actor. The object of assessment of learning outcome is cognitive aspect, affective aspect, and pshycomotoric aspect. This study was exactly evaluated by master of krisman and focused to copyright also behavior. There was special evaluation in the end whole studies of behavior and kris which were made by mor, jo, si, ngun, sirap, mungguh, greget, dan guwoyo criteria. The pshycomotoric aspect is more dominant than the other aspect. The assessment on learning outcome were used the principle of continuity, comprehensive, and objectivity principle. The result of the assessment showed that the cantrik get the better of kris knowledge, can make kris as well as possible with their good attitude benefit, and have a change for the better views before and after the nyantrik learning process. Keywords: Informal learning process, nyantrik, assessment of learning outcome, kris