ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan bertanya dan berdiskusi siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2014/ 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research),yang dilaksanakan secara bersiklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 31 siswa.Data yang diperoleh berupa keaktifan bertanya dan berdiskusi siswa yang didapatkan melalui observasi, wawancara serta data pendukung dari dokumentasi.Validitas data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi.Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.Prosedur penelitian dengan menggunakan model spiral.
Hasilpenelitianprasiklusmenunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifanbertanyadanberdiskusisiswa dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.Peningkatan keaktifan bertanya ditunjukkan dengan meningkatnya konstribusi siswa berdasarkan dimensi pengetahuan dimana pada pra siklus sebanyak 2 siswa mengajukan pertanyaan konseptual, pada siklus I sebanyak 13 siswa mengajukan pertanyaan faktual sebanyak 19 siswa pertanyaan konseptual, dan sebanyak 16 siswa mengajukan pertanyaan prosedural, pada siklus II sebanyak 26 siswa mengajukan pertanyaan faktual, sebanyak 21 siswa mengajukan pertanyaan konseptual, sebanyak 2 siswa mengajukan pertanyaan metakognisi, dan sebanyak 11 siswa mengajukan pertanyaan prosedural. Selain ditunjukkan dari dimensi pengetahuan juga berdasarkan dimensi proses berpikir dimana pada pra siklus 2 siswa mengajukan pertanyaan C1 dan 1 siswa mengajukan pertanyaan C2, pada siklus I sebanyak 18 siswa mengajukan pertanyaan C1, 23 siswa mengajukan pertanyaan C2, 9 siswa mengajukan pertanyaan C4, dan 3 siswa mengajukan pertanyaan C6. Siklus II sebanyak 16 siswa mengajukan pertanyaan C1, 24 siswa mengajukan pertanyaan C2, 4 siswa mengajukan pertanyaan C3, 15 siswa mengajukan pertanyaan C4, 3 siswa mengajukan pertanyaan C5, dan 10 siswa mengajukan pertanyaan C6. Peningkatan keaktifan berdiskusi ditunjukkan dengan meningkatnya capaian rata-rata presentase dari 25.76% pada pra siklus meningkat menjadi 63.86% pada siklus I dan meningkat menjadi 78.19% pada siklus II.
Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan bertanya dan berdiskusi siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajar 2014/ 2015.
Kata kunci:model pembelajaraninkuiri, keaktifanbertanya, keaktifanberdiskusi
ABSTRACT
The objective of research was to improve the questioning and discussion activeness through applying inquiry learning model in the X MIA 3 graders of State Senior High School 7 Surakarta in the school year of 2014/2015.
This study was a Classroom Action Research (CAR), conducted in cycles, each of which consisted of four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of research consisted of the 10th MIA 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year of 2014/2015, consisting of 31 students. The data consisted of student questioning and discussion activeness collected through observation, interview and supporting data from documentation. The data validation was tested using triangulation technique. The data analysis was conducted using a descriptive qualitative technique consisting of three components: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The research procedure employed spiral model.
The result of research in pre cycle showed that the application of inquiry learning model could improve the student questioning and discussion from pre cycle to cycle I and from cycle I to cycle II. The improvement of questioning activeness was indicated by the improved contribution of students based on knowledge dimension in which 2 students posed conceptual questions in pre-cycle; 13 students posed factual questions, 19 students posed conceptual questions, and 16 students posed procedural questions in cycle I; 26 students posed factual questions, 21 students posed conceptual questions, 2 students posed metacognitive questions, and 11 students posed procedural questions in cycle II. In addition, it was also indicated by knowledge dimension based on thinking process dimension in which 2 students posed C1 question and 1 students posed C2 questions in pre-cycle; 18 students posed C1 questions, 23 students posed C2 questions, 9 students posed C4 questions, and 3 students posed C6 questions in cycle I. 16 students posed C1 questions, 24 students posed C2 questions, 4 students posed in C3 questions, 15 students posed C4 questions, 3 students posed C5 questions, and 10 students posed C6 questions in cycle II. The improvement of discussion activeness was indicated by the increased gain of mean percentage from 25.76% in pre cycle increased to 63.86% in cycle I and increased to 78.19% in cycle II.
The conclusion of research was that the application of inquiry learning model could improve the questioning and discussion activeness through applying inquiry learning model in the 10th MIA 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year of 2014/2015.
Keywords: Inquiry learning model, questioning activeness, discussion activeness