Maraknya kegiatan backpacking menjadikan banyak bermunculankomunitas-komunitas backpacker yang tersebar hampir di kota-kota besar diIndonesia, salah satunya adalah Komunitas Backpacker Solo. Penelitian inibertujuan untuk menggambarkan modal sosial yang terdapat dalam KomunitasBackpacker Solo. Disini penulis menggunakan teori modal sosial yang merupakansuatu hubungan-hubungan yang tercipta karena adanya norma-norma tertentu dankeadaan tertentu. Dalam prosesnya modal sosial tersebut juga akan menghasilkankepercayaan, jaringan, dan nilai-nilai (norma) tertentu yang mempermudahterjalinnya kerjasama antara orang yang terlibat dalam suatu hubungan, baikdalam kelompok kecil, asosiasi atau masyarakat sekalipun. Menurut RobertPutnam, Ada tiga unsur modal sosial, yaitu kepercayaan, norma, dan jaringan.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yangmendeskripsikan modal sosial dalam Komunitas Backpacker Solo. Data primerdiperoleh dari anggota dan pengurus Komunitas Backpacker Solo, sedangkan datasekunder didapat melalui studi pustaka seperti buku, jurnal, dan artikel. Teknikpengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, informan dipilihberdasarkan keterlibatannya dalam kegiatan Komunitas Backpacker Solo yangberjumlah delapan informan, dua informan merupakan pengurus dan pendiri danenam informan, tiga laki-laki dan tiga perempuan merupakan anggota komunitas.Informan dipilih berdasarkan keterlibatannya dalam Komunitas BackpackerSolo.Data dianalisis dengan analisis model interaktif yang mengguanakan tigakomponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi terhadap anggota KomunitasBackpacker Solo.Dari hasil penelitan, ditemukan bahwa dalam Komunitas Backpacker Soloterdapat modal sosial sebagai berikut; (1.) Kepercayaan: Dalam KomunitasBackpacker Solo, kepercayaan merupakan unsur yang paling kuat terlihat. Unsurkepercayaan yang terlalu kuat antar anggota komunitas juga menimbulkanmasalah baru. Tingginya rasa saling percaya menimbulkan rasa nyaman di dalamkomunitas sehingga menjadikan anggota Komunitas Backpacker Solo kesulitanuntuk beregenerasi. (2.) Norma: Dalam Komunitas Backpacker Solo juga terdapatnorma tertulis dan tidak tertulis yang bertujuan untuk mengatur para anggotanya.Norma tertulis yang terdapat dalam Komunitas Backpacker Solo dinilai masihcukup lemah karena tidak adanya sangsi tegas bagi para anggota yang melanggar.(3.) Jaringan: Dalam Komunitas Backpacker Solo jaringan yang terbentuk adalahjaringan antar individu dalam komunitas dan jaringan yang terbentuk antarkomunitas. Pola jaringan yang terbentuk dalam komunitas juga tidak terbatashanya pada dunia backpacking atau traveling, tetapi sudah berkembang kearahkepentingan ekonomi dan sosial.Kata kunci: Komunitas, Backpacker, Modal Sosial, Kota Solo