×
INTISARI
Perkembangan baterai lithium ion sekarang ini sedang menjadi perhatian karena aplikasinya yang semakin meluas pada berbagai macam peralatan elektronik portabel dan mobil elektrik. Berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk meningkatkan performa baterai lithium ion salah satunya dengan mencoba mengganti material elekroda anoda. Kebanyakan baterai lithium ion komersil menggunakan anoda grafit. Namun, grafit juga memiliki kelemahan yaitu tidak mampu diaplikasikan dalam kondisi arus tinggi (>4C). Litium titanat (Li4Ti5O12) dapat menjadi anoda yang mampu mengurangi kelemahan tersebut. Selain itu Li4Ti5O12 juga memiliki keamanan yang tinggi dan waktu hidup yang lama.
Pembuatan baterai litium ion dengan anoda campuran litium titanat-grafit tipe silinder dibuat dengan metode doctor blade. Elektroda anoda dibuat dengan mencampur material anoda sebanyak 8,8x3 gram yang dicampur dengan asetilen carbon black sebanyak 1,2 x 3 gram lalu dihaluskan dengan ballmill selama 30 menit. Setelah dihaluskan bahan tersebut ditambah dengan 14,6 x 3 gram polivinilidene flouride yang sudah dilarutkan dalam NMP dengan perbandingan PVDF:NMP = 1:10. Campuran bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam vacuum mixer agar homogen selama 1 jam. Hasilnya berupa slurry yang kemudian dilapiskan pada lembaran tembaga untuk membuat lapisan film anoda dengan ketebalan 150 µm. Film anoda kemudian di press dan dipotong dengan ukuran 40 cm x 5,5 cm lalu ditimbang dan dicatat beratnya. Film anoda selanjutnya digulung sebagai komponen anoda baterai lithium dengan katoda LiFePO4.
Persentase litium titanat yang digunakan sebagai campuran pada anoda Baterai yaitu 30%,40%,60%,75%. Baterai yang berhasil dibuat kemudian dilakukan pengujian charge-discharge capacity. Pada percobaan ini pengujian charge-discharge menggunakan arus sebesar 300 mA sebagai pengujian awal kemudian dilanjutkan dengan arus sebesar 1C,2C dan 3C dengan menggunakan eight channel baterai analizer untuk mengetahui performa baterai lthium. Anoda dengan grafit murni dipakai sebagai pembanding. Dari hasil pengujian charge-discharge pada arus 2C dan 3C menunjukkan semakin tinggi kadar litium titanat kehilangan kapasitasnya semakin kecil.
Produksi baterai lithium perhari sebanyak 50 buah dengan harga jual perbuah sebesar Rp. 40.000. harga jual tersebut menghasilkan keuntungan Rp. 12.416 per buah dengan pay out time sebesar 3163 hari.