Penulis Utama : Didik Yuliyanto
NIM / NIP : X1307035
×

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika siswa kelas X
SMK Taruna Farma jaten Karanganyar, mengetahui peningkatan keaktifan siswa
terhadap pembelajaran matematika setelah diterapkan model Problem Based
Learning dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model Problem
Based Learning yang dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran
matematika dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data pelaksanaan
proses pembelajaran dan data keaktifan belajar siswa yang diukur dari 3 indikator,
yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan, dan kegiatan menulis. Data pelaksanaan
proses pembelajaran dan data keaktifan belajar siswa diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Validitas data diuji
menggunakan teknik triangulasi sumber. Indikator keberhasilan pada penelitian
ini adalah rata-rata persentase keaktifan siswa adalah 75% dan dilihat dari ratarata
keaktifan dalam kegiatan visual, lisan dan menulis setidaknya adalah 70%
yang diperoleh dari rata-rata indikator keaktifan belajar pada akhir siklus.
Selanjutnya dari peningkatan keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika
diharapkan berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu banyaknya
siswa yang tuntas minimal 75% dengan Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM)
sebesar 75 dan dengan rata-rata nilai siswa lebih dari 75 yang diperoleh dari ratarata
indikator keaktifan belajar pada akhir siklus. Prosedur penelitian meliputi
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi.
Hasil penelitian menyimpulkan langkah pembelajaran dengan model
Problem Based Learning yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
terhadap pembelajaran matematika adalah : Pada kegiatan awal, sebelum
pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu mengelompokkan siswa secara
heterogen. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar, kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apresepsi, menyodorkan
masalah dan memotifasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Pada kegiatan ini, guru membagikan LKK kepada siswa. Selanjutnya guru
memberikan sedikit penjelasan tentang masalah pada dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang penjelasan masalah yang telah disampaikan.
Kemudian siswa diberikan waktu berdiskusi dan membantu siswa dalam
mengorganisasikan anggota kelompoknya untuk membagi tugas dalam
memecahkan masalah. Guru memantau jalannya diskusi dan memastikan setiap
anggota kelompok dapat mengerjakan soal tersebut. Setelah itu duru membimbing
siswa untuk mencari informasi yang sesuai agar memperoleh kejelasan dalam
memecahkan masalah. Selanjutnya guru meminta beberapa kelompok yang sudah
selesai mengerjakan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru
menyuruh semua siswa untuk meninggalkan segala aktifitas kelompoknya dan
hanya fokus pada kelompok yang sedang presentasi. Kemudian guru memberikan
motivasi terutama kepada siswa yang tidak maju ke depan untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapatnya. Guru bersama siswa menganalisis dan
mengevaluasi hasil pekerjaan siswa di papan tulis. Pada kegiatan penutup, guru
bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu guru
memberikan kuis di setiap akhir pembelajaran. Kemudian guru menginformasikan
kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan
meminta siswa untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil obsevasi,
presentase rata-rata keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika pada pra
siklus sebesar 55,32%, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,22%
menjadi 74,54% dengan dengan presentase rata-rata kegiatan visual sebesar
79,86%, lisan sebesar 60,42%, dan menulis sebesar 84,03%, sedangkan pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,64% menjadi 82,18% dengan
presentase rata-rata kegiatan visual sebesar 85,42%, lisan sebesar 70,83%, dan
menulis sebesar 90,28%. Sedangkan dari hasil tes, presentase siswa yang tuntas
pada pra siklus adalah 13,89% dengan nilai rata-rata siswa 51,81, pada siklus I
presentase siswa yang tuntas adalah 44,44% dengan nilai rata-rata siswa 62,08
dan pada siklus II presentase siswa yang tuntas adalah 86,11% dengan nilai ratarata
siswa 80,14. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas X SMK Taruna Farma Jaten Karanganyar tahun pelajaran
2014/2015.
Kata kunci : Problem Based Learning, keaktifan, prestasi belajar.

×
Penulis Utama : Didik Yuliyanto
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : X1307035
Tahun : 2015
Judul : Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model problem based learning pada materi matrik di kelas x smk taruna farma jaten karanganyar tahun pelajaran 2014/2015.
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2015
Program Studi : S-1 Pendidikan Matematika Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Pendidikan Matematika-X.1307035-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Triyanto, S.Si, M.Si
2. Dhidhi Pambudi, S.Si., M.Cs
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.