Penulis Utama : Novena Karina Putri
NIM / NIP : I8312034
×

INTISARI
Pemilihan gas produser dari biomassa adalah pilihan yang tepat karena memiliki efisiensi tinggi dalam konversi biomassa menjadi energi dalam proses Gasifikasi. Tempurung kelapa merupakan biomassa yang  dapat dijadikan sebagai bahan baku gasifikasi karena gas produser yang dihasilkan memiliki komposisi CO 25%, H2 12%, CH4 1,5%, CO2 10% dan N2 51,5%. Jika proses gasifikasi disambung dengan diesel-generator, 1,2 – 2,0 kg/jam biomassa dapat menghasilkan 1 kW listrik. Jika diasumsikan konsumsi spesifik bahan baku sebesar  2 kg/ kWh, maka proses gasifikasi tempurung kelapa dengan kapasitas umpan 24 kg/jam dapat menghasilkan sekitar 12 kW listrik. Dengan kapasitas ini dapat digunakan untuk kebutuhan sekelompok masyarakat (sekitar 20 KK) maupun UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Pembuatan alat gasifikasi dikembangkan menjadi sistem yang lebih sederhana dalam bentuk portable agar lebih mudah dalam pemindahan perangkat gasifikasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Rangkaian unit gasifikasi portable terdiri dari bagian reaktor dan rangkaian unit pemurnian gas produser. Gas produser yang dihasilkan dari reaktor gasifier perlu dilakukan pemurnian oleh serangkaian unit pemurnian yang terdiri dari cyclone, wet scrubber, dan filter. Pemurnian gas produser dilakukan untuk meyesuaikan kondisi gas produser agar layak masuk ke dalam mesin genset, yaitu kandungan padatan dan tar<50 mg/Nm3 dan suhu sekitar 40oC. Dalam pengoperasiannya, diperlukan 2 wet scrubber, vortex blower dengan daya 2 HP, dan blower tiup dengan daya ¼ HP sebagai suplai udara pada gasifier.
Pembuatan rangkaian unit gasifikasi dimulai dari pabrikasi alat, kemudian instalasi alat berupa instalasi perpipaan, kelistrikan dan alat ukur.  Kemudian, dilakukan pengambilan data berupa bulk density dan kadar air, temperatur reaktor, temperature gas produser pada wet scrubber, temperatur air pendingin, laju air pendingin, berat sisa padatan, berat total tempurung kelapa dan nyala api. Lalu, dilakukan perhitungan mengenai persentase sisa padatan, specific gasification rate (SGR), dan kebutuhan air spesifik. Untuk penentuan Standard Operational Prosedur (SOP) dimulai dari penentuan persiapan, start up, proses, shut down dan maintenance.
Setelah melakukan percobaan dari SOP yang ditentukan dan melakukan perhitungan diperoleh laju konsumsi bahan baku 5,620 kg/jam – 13,590 kg.jam, kebutuhan air spesifik 25 L/kg bahan baku – 55 L/kg bahan baku, sisa hasil padatan 18,52% - 38,03% dan lama waktu yang diperlukan untuk pembentukan bara adalah 60 menit – 140 menit.

×
Penulis Utama : Novena Karina Putri
Penulis Tambahan : 1. Pri Sandi Padang Sumunar I8312037
2. Satria Ariefin Nugraha I8312044
3. Stevia Putri Sulandari I8312048
NIM / NIP : I8312034
Tahun : 2015
Judul : Pembuatan Unit Pembangkit Gas Produser Portable Berbasis Gasifikasi Tempurung Kelapa dengan Kapasitas Umpan 24 kg/jam
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2015
Program Studi : D-3 Teknik Kimia Produksi
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Teknik Prog. DIII Teknik Kimia-I8312034-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Wusana Agung Wibowo, S.T.,M.T.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.