×
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang lahirnya olahraga Berkuda tersebut di Surakarta tahun 1890-1942. Menjelaskan mengenai dinamika olahraga Berkuda di Surakarta tahun 1890-1942. Menjelaskan fungsi olahraga Berkuda terhadap munculnya sub-budaya baru masyarakat di Surakarta tahun 1890-1942.
Metode penelitian yang dipakai adalah dimulai dengan tahap heuristik atau pengumpulan data-data yang berupa arsip sezaman dari Rekso Pustoko Mangkunegaran, surat kabar sezaman seperti De Locomotief, artikel, foto, gambar, atau buku-buku referensi. Tahap selanjutnya adalah kritik sumber yaitu tahap menganalisis keaslian dan kevalidan dari sumber yang digunakan baik sumber tertulis maupun sumber lisan. Tahap interpretasi adalah tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa. Tahap yang terakhir adalah tahap historiografi yang menyajikan fakta-fakta yang telah diperoleh dari sumber-sumber yang valid menjadi suatu penulisan sejarah. Pendekatan dari cabang-cabang ilmu lain juga sangat diperlukan dalam penelitian ini, terutama dalam menganalisis dari sisi sosial dan budaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga berkuda di Surakarta mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal abad XX hingga mengalami kemunduran saat Jepang mulai melakukan ekspansi ke Surakarta pada tahun 1942. Olahraga berkuda terdapat dua macam ragam yaitu Hippischesport yang mengandalkan keindahan dan Paardenrace yang mengandalkan kecepatan. Guna mendukung olahraga berkuda ini maka dibangunlah sarana-sarana arena pacuan seperti di Balapan yang kemudian dipindahkan ke Manahan. Olahraga berkuda juga membawa perubahan yang signifikan dalam perkembangan budaya perkotaan yang ada di Surakarta, karena keberadaan olahraga berkuda tidak lepas dari kaum elite sebagai pelaku yang kemudian melahirkan gaya hidup baru bagi masyarakat perkotaan di Surakarta, seperti pesta di soos sehabis pacuan dan bertaruh di arena pacuan kuda.
Kata kunci: olahraga, kuda, Surakarta, elite.