×
Universitas Sebelas Maret.Usaha industri lanting ini keberadaanya sudah puluhan tahun, dan berawal dari usaha milik keluarga yang diwariskan secara turun-temurun. Industri lanting di Desa Lemah Duwur menempati posisi yang sama pentingnya dengan kegiatan pertanian, guna memenuhi kebutuhan hidup . Dengan mengelola usaha industri lanting, mereka berharap akan mendapat penghasilan tambahan, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pola interaksi sosial yang terjalin antara produsen lanting dengan pengepul lanting dan pedagang pengepul singkong dalam industri lanting di Desa Lemah Duwur, Kecamatan. Kuwarasan, Kabupaten. Kebumen. Hubungan kerja yang tidak lepas dari faktor kekerabatan dan katetanggaan ini memberi ciri tersendiri pada interaksi sosial yang terjadi di Desa Lemah Duwur terutama warga yang menggelutu industri lanting. Paradigma yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan paradigma Definisi Sosial. Dalam paradigma Definisi Sosial ini, tindakan sosial dapat diamati dari proses sosial untuk mengambil keputusan tentang sebagian besar dari intrasubyektif yang tidak kelihatan yang dinyatakan oleh si aktor. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi. Teori ini menerangkan tentang konsep kerelaan yang dikemukakan oleh Parsons. Voluntarisme atau kerelaan merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat guna mencapai tujuan dari beberapa alternative yang tersedia. Aktor menurut konsep voluntarisme ini adalah pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari alternative tindakan. Berbagai tujuan yang hendak dicapai, kondisi dan norma serta situasi penting lainnya kesemuanya membatasi kebebasan aktor. Tetapi di sebelah itu aktor adalah manusia yang aktif, kreatif, dan evaluatif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang pertama kali menggunakan metode observasi. Setelah melakukan observasi baru masuk tahap interview dan questioner, walaupun metode interview dan questioner dianggap kurang relevan namun data hasil wawancara dibutuhkan untuk menguatkan data hasil dari metode observasi, tapi sebelum itu digunakan studi dokumentasi. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling, informan yang diambil berjumlah 14 orang, yakni 6 orang produsen lanting, 3 orang pengepul lanting, 3 orang pengepul sinkong. Selain itu peneliti juga mengambil 2 orang informan yang mengetahui dengan jelas keadaan dan perkembangan industri lanting di Desa Lemah Duwur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa alasan penduduk desa memilih industri lanting dikarenakan terbatasnya pilihan usaha dan kerja yang dianggap lebih baik dan keinginan untuk memperoleh tingkat kehidupan yang lebih baik. Sedang pola interaksi yang dijalani pelaku usaha lanting dipengaruhi oleh faktor kekerabatan dan ketetanggaan dalam hal ini menciptakan bentuk interaksi sosial yang dijalankan oleh pelaku usaha dalam bentuk kerjasama, persaingan dan, akomodasi.