×
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses, faktor penghambat dan pendukung pemberdayaan anak kaum marginal melalui pendidikan berbasis lingkungan di Sekolah Gajahwong yang dilakukan oleh TAABAH. Penelitian ini menggunakan teori AGIL yaitu adaptation, goal attainment, integration, dan latency yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Data diambil dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data digunakan trianggulasi sumber, sedangkan analisis data menggunakan model interaktif.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa TAABAH dalam proses pemberdayaan anak melakukan beberapa tahap pemberdayaan yaitu: Menetapkan lokasi kegiatan.Mensosialisasi kegiatan melalui forum rutin komunitas. Melakukan penyadaran dengan pendekatan personal dan group. Mengorganisir komunitas dan akademisi. Pelaksanaan, memberikan pendidikan SD, PAUD, TPA dan bimbel gratis. Mengadvokasi pemerintah dan pelaku bisnis. Politisasi dengan mengkader akademisi, melakukan penekanan melalui media massa dan aksi nyata.Evaluasi harian,mingguan, bulanan.
Dalam proses pemberdayaan anak terdapat pendukung internal dan eksternal yaitu dukungan spiritual ataupun material dari komunitas Ledhok Timoho dan pelaku bisnis. Penghambat internal yaitu masalah struktural kultural yang menyebabkan kegiatan circle tidak berjalan baik.Sedangkan penghambat eksternal yaitu masalah stuktural terkait legalitas sekolah yang mempengaruhi minimnya dana pemberdayaan.
Proses pemberdayaan anak dalam teori AGIL yaitu: Adaptation, TAABAH membuat sekolah gratis dengan sasaran pemberdayaan anak usia dini, sampah sebagai media APE. Goal Attainment, TAABAH memiliki tujuan utama yaitu memutus rantai kemiskinan komunitas Ledhok Timoho dengan memberikan akses dan asset yaitu memberikan pendidikan gratis (Sekolah Gajahwong). Integration, TAABAH membangun komunikasi untuk menyatukan komunitas, staf, volunteer, orang tua siswa, donatur Sekolah Gajahwong. Latensy, TAABAH memelihara, dan menumbuhkan motivasi kepada orang tua siswa melalui kegiatan parentingsedangkan kepada komuitas, staf, Volunteer Sekolah Gajahwong dengan mengadakan pembekalan dan evaluasi.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Anak, Pendidikan
ABSTRACT
This study aims to determine the child's process, supporting and resistor of empowerment of marginal groups with environment-based education in Gajahwong School that is conducted by TAABAH. The research using AGIL’s theory: adaptation goal attainment, integration, dan latency proposed by Talcott Parsons. The research a qualitative descriptive with case study research strategy. The data were taken by technique of in-depth interviews, observation, and documentation. Samples were taken by using purposive sampling. Validity of data by using triangulation sources, while data analysis an interactive model.
The result of the studycan be conclusion that TAABAH in the process of empowering children use several stages of empowerment: Establish the location of activities. Socializing activities through regular community forum.Conducting awareness with personal and group approach.Organizing community and academia. Implementation, providing elementary education, kindergarten education,religion education and free guiding study. Advocating government and business. Politicization by recuiting academicians, giving pressure by using mass media and real action. Daily, weekly, monthly evaluation.
In the process of empowerment of children there are internal and external support that is spiritual or material support from the community and businesses from LedhokTimoho. Internal structural problems that cause cultural circle activities are not going well. External resistor is related to structural problems affecting the legality school empowerment of lack of funds.
The process of empowerment of children in AGIL theory: Adaptation, TAABAH create free schools with the goal of empowerment of early childhood, garbage as APE media. Goal Attainment, TAABAH have the overriding goal of breaking the cycle of poverty in LedhokTimoho community by providing access and assets which provide free education (Gajahwong School). Integration, TAABAH establishes communication to unite the community, staff, volunteers, parents, donation of Gajahwong School. Latensy, TAABAH maintaining and motivation their parents through parenting activities while the kommunity, staff, Volunteer Gajahwong School hold a debriefing and evaluation.
Keywords: Empowerment, Children, Education