ABSTRAK
Latar Belakang. Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang terbanyak pada daerah anorektal. Metode operasi dengan pendekatan postero sagital anorectoplasty (PSARP), yaitu dengan cara membelah muskulus sfingter eksternus dan muskulus levator ani untuk memudahkan mobilisasi kantong rectum dan pemotongan fistel. Keberhasilan penatalaksanaan atresia ani dinilai dari fungsinya secara jangka panjang, meliputi anatomis, fungsi fisiologis, bentuk kosmetik serta antisipasi trauma psikis. Sebagai tujuannya adalah defekasi secara teratur dan konsistensinya baik. Usia pasien saat menjalani operasi PSARP menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan penatalaksanaan atresia ani. Hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian fungsi anorektal penderita Atresia Ani letak tinggi  pasca tindakan bedah definitif (PSARP) di kota Surakarta.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan antara usia saat menjalani operasi PSARP dengan keberhasilan fungsi anorektal pada pasien atresia ani letak tinggi.
Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang menilai keberhasilan fungsi anorektal pada pasien atresia ani letak tinggi dengan menggunakan sistem skoring Klotz dan data yang dikumpulkan di uji statistik dengan Uji Chi-kuadrat.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia pasien ≤ 3 bulan dan usia > 3 bulan saat menjalani operasi PSARP terhadap hasil kualitas fungsi anorektal berdasarkan sistem skoring Klotz tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, p = 0,717 (p > 0,05).  
Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia saat menjalani operasi PSARP dengan keberhasilan fungsi anorektal pada pasien atresia ani letak tinggi.
Kata kunci: Atresia Ani Letak Tinggi, Usia, PSARP, Skoring Klotz
ABSTRACT
Background. Atresia ani is a congenital disorder which is most prevalent in the anorectal area. Method of operation is postero sagittal anorectoplasty (PSARP), that is by splitting the external sphincter muscle and levator ani muscle to facilitate the mobilization of the rectum and cutting bag fistula. Atresia ani was assessed to be successfuly managed when it has its function in the long term, including anatomical, physiological function, form of cosmetic and psychological trauma anticipation. As the objective is for the patient to defecate on a regular basis and to have a good stool consistency. The age of the patient while undergoing surgery PSARP is one important factor in determining the success of the atresia ani management. Until now there hasn’t been any research done regarding the anorectal function of highly-located Atresia Ani patients after definitive surgery (PSARP) in Surakarta.
Objective. This study aims to determine the relationship between age while undergoing surgery PSARP with the success of anorectal function in patients with highly-located atresia ani.
 Methods. This study is observational analytical study with cross sectional approach which assess the success of anorectal function in patients with highly-located atresia ani using a scoring system Klotz and data that were collected in the statistical test using Chi-square test.
Result. The results showed that the patients' age which are ≤ 3 months and > 3 months while undergoing surgery PSARP against the quality result of patients’ anorectal function based on a scoring system Klotz showed no significant difference, p = 0.717 (p> 0.05).
Conclusion. The study concluded that there was no relationship between age while undergoing surgery PSARP and the success of anorectal function in patients with highly-located atresia ani.
Keywords: Highly-Located Atresia Ani, Age, PSARP, Scoring Klotz