Penulis Utama : Bayu Anggoro
NIM / NIP : K4411016
×

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) Latar belakang munculnya Tanah Perdikan Tegalsari Ponorogo, (2) Pengelolaan Tanah Perdikan Ponorogo pada tahun 1830-1870, (3) Transisi Tanah Perdikan Tegalsari setelah diberlakukannya UU Agraria 1870, (4) Relevansi Tanah Perdikan bagi pembelajaran mata kuliah Sejarah Agraria.
Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara dalam meneliti suatu peristiwa dengan menghasilkan data-data deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purpose dan snowball sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mencari validitas data dengan menggunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu bergerak di antara tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) munculnya tanah perdikan Tegalsari Ponorogo dilatarbelakangi oleh dua faktor: (a) faktor politis, sebagai wujud atau cara raja untuk mempertahankan legitimasi kekuasaannya, dan (b) faktor sosial, sebagai wujud kebijakan raja dalam menjaga ketenteraman rakyat yang dapat dikontrol melalui keberadaan pondok pesantren;  (2) pengelolaan tanah perdikan Ponorogo pada tahun 1830-1870 terbagi atas: (a) pengelolan tanah perdikan masa feodalisme yang mengacu pada penguasaan yang bersifat komunal, dan (b) pengolahan tanah perdikan masa kolonialisme yang mengacu pada sistem birokrasi komunal dengan pengawasan sistem kolonial; (3) sebelum diberlakukannya UU Agraria 1870, tanah perdikan Tegalsari masih diakui secara resmi tanpa adanya intervensi kolonial terhadap tanah perdikan Teglsari, namun setelah diberlakukannya UU Agraria 1870 tanah perdikan Tegalsari mengalami perubahan luas dan pihak swasta mulai memasuki desa Tegalsari; (4) implikasi tanah perdikan Tegalsari bagi pembelajaran mata kuliah Sejarah Agraria adalah sebagai materi ajar mata kuliah Sejarah Agraria.
Kata kunci: Tanah Perdikan, Pembelajaran, Sejarah Agraria
ABSTRACT
The objective of this study is to describe: (1) The background of the emergence of Perdikan land Tegalsari Ponorogo; (2) The management of Perdikan land in Ponorogo during 1830-1870; (3) The transition of Perdikan land Tegalsari after the Agrarian Law 1870 was established; and (4) The relevance of Perdikan land to the development of agrarian history subject.
This study is descriptive qualitative research which investigates an event by providing descriptive data. The data source is the place, event, informant, and document. Techniques of collecting the data used are observation, interview, and document analysis. The sampling techniques used are purposive and snowball sampling. To validate the data, data and method triangulation were used in this study. Technique of analyzing the data used is interactive analysis, encompassing three components: data reduction, data display, and verification/conclusion drawing.
Based on the result of this study, the following conclusion can be drawn as follows: (1) the background of the emergence of perdikan land Tegalsari Ponorogo is influenced by two factors as follows: (a) political factor, as the form of king’s strategy to mantain his power legitimation, and (b) social factors, as the king’s policy to keep peace of his subject which could be controlled through the existence of pondok pesantren (Islamic boarding school); (2) The management of perdikan land in Tegalsari Ponorogo during 1830-1870 includes: (a) the management of Perdikan land during feudalism era which was referred to communal governance, and (b) the management of Perdikan land during ccolonialism era which was referred to communal bearoqrat systm with colonialism system supervision; (3) before the Agrarian Law 1870 was established, perdikan land Tegalsari was officially admitted without colonial intervention toward perdikan land Tegalsari, meanwhile after the Agrarian Law 1870 was established perdikan land Tegalsari was decreased in width and private member started to enter Tegalsari village; (4) the relevance of perdikan land Tegalsari toward the development of agrarian history subject is its usage as teaching material for agrarian history subject.
Key words: Perdikan Land, Learning, Agrarian History

×
Penulis Utama : Bayu Anggoro
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4411016
Tahun : 2015
Judul : Eksistensi Tanah Perdikan Tegalsari Ponorogo 1830-1870 dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pembelajaran Mata Kuliah Sejarah Agraria
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2015
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-K4411016-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M. Hum
2. Riyadi, S. Pd., M.A
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.