×
ABSTRAK
Lokasi penelitian ini berada di area Kota Solo dengan bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat pecinta sepak bola Solo yang telah malang melintang dalam mendukung berbagaimacam klub sepak bola yang datang silih berganti mulai dari era Pelita, Persijatim, Solo FC, hingga Persis Solo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana awal mula kelompok suporter Pasoepati terbentuk, perannya sebagai sebuah kelompok suporter yang pernah membela lebih dari tiga tim yang berbeda, serta mengenali karakteristik Kota Solo dalam dunia persepakbolaan yang menjadikannya berbeda dengan kota-kota yang lain.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Konstruksi Realitas Sosial oleh Peter Ludwig Berger. Jenis penelitian ini adalah deskriptif fenomenologi, data diambil dengan teknik wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis data yang digunakan adalah model interaktif.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa seperti yang diungkapkan oleh Berger bahwa suatu kenyataan sosial yang objektif terbangun melalui momen dialektis yang simultan, yakni internalisasi, eksternalisasi, serta objektifasi. Dalam kasus penelitian ini, proses eksternalisasi terbentuk ketika bahwasannya sebuah suporter atau pendukung dari kesebelasan tim sepak bola dalam jumlah yang banyak perlu untuk dikelola serta diberdayakan. Citra buruk suporter yang selama ini cenderung mengarah kepada hal-hal yang bersifat negatif (destruktif) sangat perlu untuk diperbaiki dan ditata ulang kembali. Proses obyektifasi mereka tunjukkan dengan bagaimana mereka menyadari bahwa sebagai seorang suporter haruslah loyal dengan berduyun-duyun datang ke stadion, memakai kaos dominasi merah khas Pasoepati, meluangkan waktu mereka untuk menyaksikan pertandingan langsung dari tribun, serta mendukung tim apapun yang membawa nama Kota Solo. Dalam hal ini dikarenakan Pasoepati merupakan satu-satunya kelompok suporter yang pernah membela lebih dari tiga tim. Sejak awal terbentuk, mereka telah berkonsolidasi untuk menerima serta mendukung apapun klub yang hadir. Mereka kemudian aktif dalam berbagai kegiatan organisasi mulai tingkat suku maupun korwil. Komunitas-komunitas tribun terbentuk untuk kemudian mempermudah koordinasi serta penyampaian informasi. Pasoepati diluar stadion kerap kali melakukan berbagai kegiatan positif diluar mendukung tim. Rangkaian proses internalisasi tersebut kemudian membawa kejayaan Kota Solo dengan citranya sebagai kota sepak bola. Representasi kelompok suporter yang aktif memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal ini adalah masyarakat kota secara luas sehingga membentuk alur pikir masyarakat yang mencintai sepak bola. Sehingga, Persis Solo dan klub-klub terdahulunya serta Pasoepati kini menjadi bagian dari apa yang disebut dengan identitas kota.
Kata kunci : klub sepakbola, pasoepati, identitas
ABSTRACT
The location of this research was in the area with the city of solo meet and meet face-to-face directly with community figures lover of football solo who has unfortunate transversely in supporting berbagaimacam soccer club who came alternates start of Pelita Solo, Persijatim Solo FC , Solo FC , until exactly Persis Solo. This research is to find out how the beginning of the elderly pasoepati forms his role as a group have supporters for more than three teams is different, and the city in the world to recognize the characteristics of a solo persepakbolaan make it different from the others. A theory that used in this research is the theory construction social reality by peter ludwig berger. The kind of research this is descriptive phenomenology , data taken by applying a technique in-depth interviews , and documentation . Sample taken with using a technique of sampling purposive . To ensure the validity of the data used triangulation of a source of , while data analysis used is the model interactive. From the results of the survey concluded that it was in fact social berger that an objective dialektis waking moment, through the simultaneous the internalisasi, eksternalisasi, and objektifasi. In this research, eksternaslisasi the elderly, or as a form of football teams from the team on the need to run and the more empowered. A bad image of the elderly tend to lead to a negative things which are very destructive needs to be improved and rearranged back. The process of obyektifasi they basically show us at how they realized that as a loyal supporters with shall shall come to the stadium , wear shirts domination pasoepati typical red , taking their time to watch the match directly from the stands , and to support any team that carries the name of solo. In this case because pasoepati is the only supporters group ever defend more than three teams .Since the beginning of formed , they have consolidation to receive any and to support a club that is present. They were later active in various activities at the level of organization and korwil tribe. A tribune formed communities to then make coordination as well as the delivery of information. Pasoepati outside the stadium often performs various functions positive team outside support. A series of internalisasi process is then bring the glory of the city of solo in his image as a city football. Group active supporter representation give the effect on the surrounding environment in this matter is city people widely so as to form a groove think the community who loves football. So that , exactly solo and all football club in the past are called designed city identity. The keywords: football club, pasoepati, identity