×
ABSTRAK
Penelitian sejarah Aktivitas Sosial Politik Yap Tjwan Bing Tahun 1932 – 1963 ini mempunyai dua tujuan: pertama untuk mengetahui kondisi sosial politik di Indonesia tahun 1932 – 1945, kedua untuk mengetahui peran sosial dan politik Yap Tjwan Bing 1945 – 1963.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, dimulai dengan tahap heuristik yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yang ditemukan di Perpustakaan Nasional, serta Arsip dan Perpustakaan Daerah DIY. Tahap kedua adalah kritik sumber yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarah untuk memperoleh data yang valid. Kemudian tahap selanjutnya interpretasi yakni tahap menganalisis data yang didapat sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa. Terakhir adalah tahap menuliskan laporan penelitian atau historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 1930-an warga Tionghoa di Indonesia mengalami krisis identitas. Perlakuan diskriminasi pemerintah kolonial Belanda terhadap etnis Tionghoa menimbulkan kesadaran nasionalisme diantara mereka. Arah nasionalisme warga Tionghoa akhirnya bercabang pada tiga jalur, nasionalisme Tiongkok, Belanda dan Indonesia. Etnis Tionghoa yang berpihak pada Indonesia bekerja sama dengan pergerakan nasionalis Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Di antara mereka yang berdarah Tionghoa muncul Yap Tjwan Bing, seorang apoteker yang terjun ke dunia politik dan ambil bagian dalam pergerakan nasional Indonesia.
Yap Tjwan Bing mulai tertarik dengan politik Indonesia sejak remaja dan masuk politik setelah menyelesaikan pendidikannya di tahun 1932. Rekam jejak politik Yap Tjwan Bing diawali dengan menjadi satu-satunya nama Tionghoa dalam anggota PPKI. Karir politik Yap Tjwan Bing berlanjut menjadi anggota KNIP, aktif menjadi anggota PNI hingga menjabat dewan tertinggi seksi ekonomi, menjabat sebagai anggota DPR-RIS dan DPRS, anggota Komite Perpajakan Indonesia, dan mengakhiri karir politiknya tahun 1954. Yap Tjwan Bing juga aktif dalam bidang sosial seperti ikut menjadi anggota Bandung Permai, ikut ambil bagian dalam mendirikan fakultas farmasi UGM, menjadi kepala sekolah SMA Pusipan,
Kecintaan Yap Tjawan Bing akan tanah air Indonesia dan perjuangannya harus dibayar mahal karena Yap ikut menjadi korban kerusuhan rasial di Bandung tahun 1963. Yap Tjwan Bing menghabiskan masa tua di Amerika Serikat dan meninggal disana dengan memendam keinginan untuk pulang kembali ke tanah airnya, Indonesia.
Kata kunci: Yap Tjwan Bing, politik, Tionghoa, China, pergerakan nasional
ABSTRACT
The research of Social and Political Activities Yap Tjwan Bing in 1932 – 1963 has 2 aims: First, to find out the social and political conditions in Indonesia in 1932 – 1945; secondly, to find out the role of social and political of Yap Tjwan Bing in 1945 – 1963.
This research uses history method, began with heuristic stage namely collecting data from history sources around that time from National Archives of the Republic of Indonesia, National Library, and Archives and Library of DIY. Secondly, sources criticize namely compared and criticized history sources to get valid data. The next stage is interpretation namely to analyze the data so the researcher got the facts that happened in a particular event. Finally, wrote the research result or historiography.
The results of this research show that at 1930s, the Tionghoa citizen in Indonesia faced identity crisis. The discriminations from Dutch Colonial Government to the Tionghoa ethnic invoked nationalism among the Tionghoa ethnic. The nationalism course of Tionghoa citizens finally branched into three courses, i.e. Tiongkok nationalism, Dutch nationalism, and Indonesia nationalism. Ethnic Tionghoa which sided on Indonesia was cooperating with nationalist movement to achieve independence. Yap Tjwan Bing an apothecary from ethnic Tionghoa joined the politics world and took a role in the Indonesia nationalism movement.
Yap Tjwan Bing started to have interest in politics since teenager and join in after graduating in 1932. His career started by the time he joined PPKI as the only one from Tionghoa. His career continued as a member of KNIP, active as a member of PNI, got a position as the highest executive in economics section, and had a position as a member of DPR-RIS and DPRS member of Indonesia Taxation Committee, and ended his politics career in 1954. Yap Jwan Bing was alsoactive in social such as became the member of Bandung Permai, took a role in build the UGM pharmacy faculty, and became the headmaster of SMA Pusipan.
Yap Tjwan Bing devotion for Indonesia and his fights had to be paid with higher price since Yap becoming one of the victims of riot of racist in Bandung in 1963. Yap Tjwan Bing spent his old time in U.S. and passed away in there, holding the grudge in wanting come back to his motherland, Indonesia.
Key words: Yap Tjwan Bing, political, Tionghoa, China, nationalism movement.