Abstrak |
: |
Kasus KPK vs Polri yang terjadi di awal tahun 2015 ini merupakan peristiwa yang menarik perhatian masyarakat maupun media massa. Reaksi keras dan berbagai tanggapan pun muncul terkait kasus ini, karena yang membuat berbeda dari konflik KPK vs Polri sebelumnya ialah keterlibatan pejabat negara di dalamnya. Media massa pun turut serta menyoroti kasus ini dalam bentuk berita maupun opini media itu sendiri. Disini peneliti akan melihat bagaimana tajuk rencana dalam surat kabar ternama Indonesia yaitu Media Indonesia, Kompas, dan Republika menuliskan pandangannya terkait kasus KPK vs Polri. Tajuk rencana merupakan opini media terhadap suatu isu yang mampu mempengaruhi pandangan publik dalam kasus yang sama. Dalam hal ini, tidak semua media memandang suatu kasus dalam sudut pandang yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Media Indonesia, Kompas, dan Republika mewacanakan kasus KPK vs Polri serta kerangka sosial budaya apa yang melatarbelakanginya dalam tajuk rencananya. Peneliti menggunakan analisis wacana editorial untuk dapat menjabarkan secara detail bagaimana Media Indonesia, Kompas, dan Republika mendefinisikan kasus tersebut, mengevaluasi, dan merekomendasi serta mengetahui kerangka sosial budayanya. Selain itu, analisis ini dapat membantu khalayak untuk memahami teks lebih mendalam. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Media Indonesia mewacanakan kasus KPK vs Polri sebagai manuver politik dan keberjalanan prosesnya tumpang tindih di jalur hukum atau politik. Sementara itu, Kompas mewacanakan kasus KPK vs Polri sebagai drama politik yang menimbulkan pro dan kontra serta kegaduhan politik. Bagi Kompas kunci penyelesaian kasus ini ialah semua pihak yang terlibat berpijak pada orientasi nilai yang sama. Republika mewacanakan kasus KPK vs Polri sebagai kasus kontroversial dan aksi balas dendam Polri terhadap KPK. Kata Kunci: tajuk rencana, analisis wacana, kasus KPK vs Polri |