ABSTRAKPenelitian sejarah Toneel di Batavia ini mempunyai dua tujuan: pertama Untukmengetahui perkembangan seni pertunjukan toneel pada tahun 1925-1935, keduaUntuk mengetahui perubahan seni pertunjukan toneel di Batavia tahun 1935-1943.Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahapheuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yangditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Nasional. Tahapselanjutnya kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarahuntuk memperoleh data yang sahih atau valid. Kemudian interpretasi yakni tahapmenganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadidalam suatu peristiwa, dan yang terakhir menuliskan laporan penelitian atauhistoriografi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Toneel merupakan salah satu senipertunjukan panggung yang digemari oleh masyarakat Batavia kala itu. Toneel adalahperkembangan dari seni pertunjukan panggung Stamboel. Perbedaan toneel danStamboel terdapat pada cara penyajian dan isi cerita yang dibawakan. Pelopor eratoneel adalah Miss Riboet Orion dan Dardanella. Perubahan yang dilakukan olehkedua perkumpulan ini menjadikan mereka dikenal sebagai kebangkitan sandiwaramodern di Indonesia. Dardanella dan Miss Riboet adalah dua perkumpulan besaryang merajai dunia panggung sampai pertengahan tahun 1930-an. Mereka salingbersaing dalam dunia sandiwara modern di Indonesia terutama di Batavia. KarenaBatavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda yang memiliki lapisanmasyarakat yang beragam.Kemunduran toneel ditandai berkembangnya industri film di Batavia yangmengakibatkan masyarakat beralih ke pertunjukan film. Selain pengunjung parapemain toneel juga ikut beralih profesi ke dunia perfilman yang semakin marak.Istilah toneel dihapuskan sejak kedatangan Jepang, namun seni pertunjukan panggungmasih tetap berjalan dibawah pemerintahan Jepang sebagai alat propaganda. Toneelmenjadi cikal bakal dari perkembangan seni teater modern di Indonesia dan salah satusarana hiburan bagi masyarakat Batavia ketika itu. Meski, Istilah toneel dihapuskanpada masa pendudukan Jepang tetapi konsep seni teater modern masih tetap terlihatwalau digunakan sebagai sebuah media propaganda oleh pemerintahan Jepang.Kata kunci: toneel, seni pertunjukan, BataviaABSTRACTToneel in Batavia historical research has two objectives: The first to know thedevelopment of the performing arts toneel in 1925-1935, the second to determinechanges in the performing arts in Batavia years 1935-1943.This research use method a history that began with a heuristic stage, namelydata collection of contemporary historical sources are found in the National Archivesof the Republic of Indonesia and the National Library. The next stage of sourcecriticism namely compare and criticize historical sources to obtain data that is valid orinvalid. Then the interpretation of namely data obtained by analyzing the phase so asto obtain the facts that occurred in an event and the latter wrote a research report orhistoriography.Results from this research indicate that Toneel is one of the performing artsstage is favored by the people of Batavia at that time. Toneel is the development ofperforming arts stage Stamboel. Differences toneel and Stamboel contained in theway of presentation and content of the story in the show. Pioneer era toneel is MissRiboet Orion and the Dardanella. Changes made by the two associations have,making them known as a modern theatrical revival in Indonesia. Dardanella and MissRiboet Orion are two big clubs that dominate the world stage until the mid 1930s.They compete in the world of modern drama in Indonesia, especially in Batavia.Because of Batavia is the administrative center of the Dutch East Indies has a diversesociety.Toneel setback marked the development of the film industry in Batavia whichresulted in people turning to show the film. In addition to the players toneel visitorsalso switched professions to the world of cinema is increasingly widespread. Theterm toneel eliminated since the arrival of the Japanese, but the art of stageperformance is still running under the Japanese government as a propaganda. Toneelbecame the forerunner of modern theater art development in Indonesia and one of themeans of entertainment for the people of Batavia as it was. Although, The term toneelabolished during the Japanese occupation but the concept of modern theater art is stillvisible even be used as a propaganda media by the Japanese government.Keywords: toneel, performing arts, Batavia