Abstrak |
: |
ABSTRACT Background: In the middle age, the woman was not perfect and always got psychological disorders such as irritability, anxiety, impaired libido and sexual experience discomfort which caused by physical changes. In the village of Muruh, the female aged 44-60 years was (perimenopause) large enough. There was a perception in the community "wes tuwo arep ngopo", it means tahat the middle-aged women consider sexual life was not important anymore. The conditions that affect the quality of life for women and household harmony. There is no reproductive health services for perimenopausal women in there. Objective: To analyze the relationship of anxiety with functions and sexual activity of perimenopause women in Muruh village Gantiwarno district Klaten. Research methods: The research used analytical observation with cross sectional approach. The population was women aged 44-60 years as many as 293 people. Sampling techniques used simple random sampling, obtained 92 respondents. Data analysis used Spearman's test and coefficient contingency. Results of the study: 1) Variable anxiety associated with sexual function with a correlation value and significance value 0.024 0.235 <0.05. 2) Anxiety was not related with sexual activity, the significance value 0.463> 0.05. 3) Variable sexual function associated with sexual activity correlation of 0.209 and significance 0.04 <0.05. Conclusion: 1) There was relationship of anxiety with sexual functions of perimenopause women in Muruh village Gantiwarno district Klaten. 2) There was no relationship of anxiety with sexual activity of perimenopause women in Muruh village Gantiwarno district Klaten. 3) There was a relationship of sexual functions with sexual activity of perimenopause women in Muruh village Gantiwarno district Klaten. Keywords: anxiety, sexual function, sexual activity, perimenopause ABSTRAK Latar belakang: Wanita pada usia pertengahan merasa sudah tidak sempurna dan mengalami gangguan psikologi seperti mudah tersinggung, gelisah, gangguan libido dan mengalami ketidaknyamanan seksual disebabkan perubahan fisik organ tubuhnya. Di desa Muruh populasi wanita usia 44-60 tahun (perimenopause) cukup besar. Ada anggapan dimasyarakat “wes tuwo arep ngopo”, jadi wanita usia pertengahan menganggap kehidupan seksual tidak penting lagi. Kondisi itu akan mempengaruhi kualitas hidup wanita dan keharmonisan rumahtangga. Di tempat penelitian belum ada pelayanan kesehatan reproduksi bagi wanita perimenopause. Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan kecemasan dengan fungsi dan aktivitas seksual pada wanita usia perimenopause di Desa Muruh Gantiwarno Klaten. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya wanita usia 44-60 tahun sejumlah 293 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling, didapatkan 92 responden. Analisis datanya menggunakan uji Spearman dan koefisien kontingensi. Hasil penelitian: 1) Variabel kecemasan berhubungan dengan fungsi seksual dengan nilai korelasi 0,235 dan nilai signifikansi 0,024<0,05. 2) Kecemasan tidak berhubungan dengan aktivitas seksual, nilai signifikansi 0,463>0,05. 3) Variabel fungsi seksual berhubungan dengan aktivitas seksual korelasi 0,209 dan signifikasi 0,04<0,05. Kesimpulan: 1) Ada hubungan kecemasan dengan fungsi seksual pada wanita perimenopause di Desa Muruh Gantiwarno Klaten.. 2) Tidak ada hubungan kecemasan dengan aktivitas seksual pada wanita perimenopause di Desa Muruh Gantiwarno Klaten.. 3) Ada hubungan fungsi seksual dengan aktivitas seksual pada wanita perimenopause di Desa Muruh Gantiwarno Klaten. Kata kunci: kecemasan, fungsi seksual, aktivitas seksual, perimenopause |