×
ABSTRAK
Solo merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, khususnya wisata kuliner. Berbagai macam inovasi makanan cukup banyak dijumpai di sini, salah satunya di restoran-restoran ternama seperti Double Decker. Meskipun baru berjalan 2 tahun, restoran ini mampu menyedot perhatian masyarakat Solo dan sekitarnya dengan kegiatan pemasarannya yang inovatif dan kreatif. Itu merupakan salah satu strategi mereka dalam bertahan menghadapi munculnya restoran-restoran baru yang terus muncul di Solo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh restoran Double Decker
Menurut Harold D Lasswell ada 5 unsur komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan sumber data utama yang diperoleh dari wawancara. Teknik analisa dilakukan secara deskriptif melalui analisa data serta hasil wawancara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian, Dalam menjalankan komunikasi pemasaran, Double Decker memiliki cara-cara yang berbeda dibandingkan dengan komunikasi pemasaran yang dijalankan restoran lainnya. Keterbatasan biaya merupakan tantangan tersendiri bagi Double Decker untuk menciptakan sebuah komunikasi pemasaran yang efektif serta efisien dalam penggunaan anggaran. Double Decker menjawab tantangan tersebut dengan membuat komunikasi pemasaran yang efektif serta efisien dengan terlebih dahulu memahami konsumen kemudian mencari momentum yang tepat untuk menjangkau mereka, yang terakhir adalah bagaimana membuat calon konsumen mencoba Double Decker, sebelum membentuk konsumen tersebut menjadi konsumen loyal Double Decker.
Saran untuk memaksimalkan komunikasi pemasaran dari Double Decker, akan lebih baik jika Double Decker meningkatkan lagi promosi melalui old media, membatasi waktu promosi, atau memberikan promosi yang yang lebih sering setiap bulannya. Membuat diskon atau paket khusus bagi komunitas-komunitas yang ingin membuat acara di Double Decker. Memberikan Gift ulang tahun atau diskon sesuai umur bagi pelanggan yang berulang tahun untuk meningkatkan engagement kepada pelanggan.
ABSTRACT
Solo is one of the city tourist destinations in indonesia, especially a culinary tourism. Various kinds of food enough innovation many found here, one of them in top restaurants such as double decker. Although new walk 2 years, this restaurant can absorb the attention surrounding solo and marketing activities with innovative and creative. It is one of their strategies in survive the emergence of new restaurants continue to appear in solo. The purpose of this research is to know marketing activities conducted by a restaurant of the double decker
The methodology used in this research was qualitative to the source of the main databank obtained from the interviews. Engineering analysis done a sort of descriptive set through data available for analysis as well as the results of the interviews. Engineering the sample used in this research is a technique purposive of sampling.
Based on the results of research, in the exercise of marketing communications, a double decker have different ways than with marketing communications run other restaurant. Is of limited cost challenges for a double decker to create a marketing communications effective and efficient in the use of budget. A double decker answer the challenges of marketing communications make effective and efficient by first understanding the consumer then find time to reach them, the latter is how to make prospective consumers trying to double decker, before forming consumers become the consumer loyalty of the double decker.
Advice to maximize the marketing communications of a double decker, will be better if a double decker increase again promotion through the old media, the promotion of time limit, or give a promotion that more often every month. Make discounts or special package for communities that want to make the event in a double decker.Wedding or birthday give discounts for customers according to age which recurs year to increase to customers of engagement.