Penulis Utama : Linda Astriana
NIM / NIP : I0111062
×

ABSTRAK
Gedung bertingkat di Indonesia umumnya direncanakan untuk menahan bahaya beban lateral seperti gempa bumi. Reduksi pada gaya gempa rencana yang dibebankan pada struktur perlu dilakukan dengan menggunakan konsep faktor modifikasi respons dimana struktur bersifat daktail dan memiliki kekuatan untuk mampu menahan gaya gempa yang lebih dari kekuatan desain. Seiring dengan resiko terjadinya gempa yang tinggi di wilayah Indonesia, maka resiko kerusakan bangunan mungkin terjadi. Penilaian kerapuhan seismik (seismic fragility assesment) struktur menjadi salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kerusakan pada struktur. Penelitian menggunakan struktur non eksisting 10 lantai yang berfungsi sebagai gedung kantor dan direncanakan berada di Surakarta dengan menggunakan 2 tipe struktur, yaitu sistem struktur rangka pemikul momen (frame) dan sistem struktur rangka pemikul momen dengan dinding geser (frame-shear wall) atau sistem ganda. Beban gempa rencana dimasukkan dalam pemodelan struktur untuk analisis faktor modifikasi respons kekuatan lebih dan daktilitas sedangkan beban percepatan tanah 0,2-0,6 g dimasukkan dalam pemodelan struktur untuk analisis kerapuhan seismik. RS dan Rμ yang merupakan dua faktor kunci dari faktor modifikasi respons. Analisis struktur SWL-0 dan SWL-5 dilakukan dengan bantuan program SAP2000. Kesimpulan dari penelitianuntuk struktur SWL-0 menghasilkan nilai RS sebesar 1,3911 dan Rμ sebesar 6,2826 sementara untuk struktur SWL-5 nilai RS sebesar 1,4242 dan Rμ sebesar 4,1001. Kurva fragilitas merupakan komponen dasar dalam penilaian kerapuhan struktur, kerugian material maupun korban manusia yang terjadi akibat gempa bumi. Kurva fragilitas yang dihasilkan berupa hubungan probabilitas terjadinya kerusakan dengan parameter spectra acceleration sebagai parameter demand. Penelitian ini menganalisis batas kerusakan menurut Hazus-MH MR5 dan ATC-40. Dari hasil analisis diperoleh kriteria kerusakan yang dihasilkan menurut Hazus-MH MR5 lebih beragam dan memiliki sensitivitas kerusakan yang lebih baik dibanding ATC-40. Hal ini dapat dibuktikan saat Sa yang terjadi masih kecil, probabilitas kerusakan slight dan moderate lebih besar dibandingkan dengan IO yang notabene batas terendah kerusakan menurut ATC-40. Sebagai contoh, saat Sa = 0,4 g pada struktur SWL-0, probabilitas kerusakan slight = 99,89%, moderate = 99,04%, extensive = 74,71%, complete= 54,76%, IO = 83,23%, dan LS = 61,46%. Kata kunci : kekuatan lebih, daktilitas, kerapuhan seismik
ABSTRACT
Multi-storey building in Indonesia are generally planned to resist lateral loads hazards like earthquakes. Reduction of the seismic forces imposed on the structure of the plan need to be done using the concept of the response modification factor reduction where the structure is ductile and has the strength to be able to withstand earthquake forces more than the power of design. Along with a high risk of earthquake in Indonesia, the risk of damage to buildings may occur. Seismic fragility assessment (fragility assessment) structures to be one way to find out the possibility of damage to the structure. Research using the structure of a non existing 10 floors that serves as an office building and is planned to be in Surakarta using two types of structure, i.e. the system frame structure resisting moment (frame) and system frame structure resisting moments with shear wall (frame-shear wall) or a dual system. Earthquake loads included in the plans for the structural modeling analysis of the Response Modification Factors of Overstrength and Ductility while the load from 0.2 to 0.6 g acceleration of land included in the structural modeling for the analysis of seismic fragility. RS and Rμ which are the two key factors of response modification factor reduction. Analysis of the structure of SWL 0 and SWL-5 is done with the help of the program SAP2000. The conclusions of the research for the structure of the SWL-0 generated value of RS is 1,3911 and Rμ is 6,2826 while for SWL-5 structure generated value of RS is 1,4242 and Rμ is 4,1001. Fragility curve is a basic component in the fragility assessment of the structure, material damage and human casualties caused by an earthquake. The result of fragility curves is probability damage relations with acceleration spectra parameters as parameter demand. This study analyzed the damage limit according Hazus-MH MR5 and ATC-40. The results of analysis, criteria damage produced by Hazus-MH MR5 more diverse and has a sensitivity better damage than the ATC-40. This can be proved when Sa happens is still small, the probability of slight and moderate damage is greater than the IO that in fact the lowest limit damage according to ATC-40. For example, when Sa = 0.4 g on the structure SWL-0, the probability of damage slight = 99.89%, moderate = 99.04%, extensive = 74.71% = 54.76% complete, IO = 83, 23%, and LS = 61.46%. Key words : overstrength, ductility, seismic fragility

×
Penulis Utama : Linda Astriana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : I0111062
Tahun : 2015
Judul : Faktor Modifikasi Respons Kekuatan Lebih dan Daktilitas Serta Kerapuhan Seismik pada Sistem Rangka Pemikul Momen dan Sistem Ganda Response Modification Factors of Overstrength and Ductility Also Seismic Fragility for Moment Resisting Frame System and Dual System
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2015
Program Studi : S-1 Teknik Sipil
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Teknik Jur. Teknik Sipil-I0111062-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Edy Purwanto, S.T., M.T.
2. Prof. S. A. Kristiawan, S.T., MSc., Ph.D
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.