×
Banyaknya lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di Indonesia ternyata
masih belum memberikan sinyal positif, termasuk Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Sebagai
lembaga keuangan mikro yang mempunyai keberpihakan terhadap masyarakat ekonomi
lemah, banyak tantangan dan permasalahan yang timbul dan dihadapi dalam perkembangan
BMT, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Penelitian ini berupaya untuk menganalisis dan mengetahui tingkat efisiensi BMT di
Kabupaten Sukoharjo. Efisiensi merupakan sebuah ukuran untuk menilai keberhasilan sebuah
lembaga dalam mencapai tujuannya. Terdapat 20 BMT yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel yang
digunakan berupa variabel input dan output. Variabel input yaitu terdiri dari modal, jumlah
tenaga kerja, dan total biaya operasional, sedangkan variabel output terdiri dari pembiayaan
dan total pendapatan.
Hasil analisis menyebutkan tingkat efisiensi BMT di Kabupaten Sukoharjo terdapat 9
BMT yang sudah mencapai tingkat efisiensi 100 persen. Sedangkan BMT yang baru
mencapai tingkat efisiensi sebesar 90-99,9 persen berjumlah 2 BMT, untuk BMT yang hanya
mencapai tingkat efisiensi 80-89,9 persen berjumlah 3 BMT, untuk BMT yang hanya
mencapai tingkat efisiensi 70-79,9 persen berjumlah 3 BMT, untuk BMT yang hanya
mencapai tingkat efisiensi 60-69,9 berjumlah 3 BMT. Sedangkan untuk BMT yang tingkat
efisiensi dibawah 59-50 persen tidak ada.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan BMT dapat mengoptimalkan alokasi input
yang dimiliki dalam operasional agar mampu menghasilkan output yang lebih optimal juga
dengan mengacu pada benchmark masing-masing, selain itu diharapkan juga melakukan
perbaikan kebijakan untuk pencapaian efisiensi.
Kata kunci: BMT, Efisiensi, Data Envelopment Analysis.