Usahatani jahe merupakan komoditas tanaman obat (biofarma) yang lebihproduktif dibandingkan dengan tanaman obat lain (seperti kencur dan kunir).Usahatani jahe pada umumnya belum dilakukan secara efektif dan efisien, yangberarti pengalokasian sumber daya/input belum baik dan belum menghasilkanoutput yang maksimal. Sebagian besar usahatani jahe merupakan usaha sampingandan tidak sebagai usaha pokok rumah tangga. Tanaman jahe lebih banyak ditanamdi lahan tegalan dan pekarangan samping rumah dari pada di lahan sawah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yangberpengaruh terhadap produksi usahatani jahe, tingkat skala usaha, alokasipenggunaan faktor-faktor produksi dalam memenuhi syarat efisiensi teknis danekonomis dan kelayakan usahatani jahe di Kabupaten Karanganyar.Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu suatu penelitian yangmengambil sampel dari satu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alatpengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode two stage stratifiedsampling design. Sampel yang tersedia ada di 5 (lima) kecamatan, yaituKecamatan Jumapolo, Ngargoyoso, Karangpandan, Kerjo dan Jenawi.Hubungan antara faktor-faktor produksi jahe dan jumlah produksi jahedengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis diperoleh nilaiAdjusted R Square sebesar 0,959. Hal ini berarti bahwa 95,9 % variasi hasilproduksi jahe dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang terdiri dari jumlahbibit, pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar4,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwafaktor-faktor produksi (benih, pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja)secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksijahe. Hasil uji t menunjukkan bahwa faktor produksi banyaknya benih, banyaknyapupuk anorganik (kimia), pupuk organik (kompos/kandang) dan banyaknya tenagakerja secara secara individual adalah signifikan yang berarti berpengaruh positifterhadap hasil produksi jahe.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa skala usaha pada usahatani jahesebesar 0,994 (lebih kecil dari satu), yang berarti berada pada kondisi “Decreasingreturn to scale (DRTS)” yang mengindikasikan bahwa proporsi penambahan faktorproduksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sedikit lebihkecil. Pengalokasian penggunaan faktor produksi untuk usahatani jahe diKabupaten Karanganyar tidak mencapai efisiensi teknis maupun efisiensiekonomis, sehingga produksi jahe yang dihasilkan tidak optimum. Usahatani jahedi Kabupaten Karanganyar dalam kondisi layak, karena menguntungkan dengannilai rasio R/C lebih dari satu.Kata Kunci : jahe, produksi, benih, pupuk, tenaga kerja, skala usaha, efisiensi,layak.