Perubahan tata guna lahan berakibat pada limpasan permukaan yang semakinbesar , dan resapan air hujan sebagai suplai air tanah juga berkurang. Beberapaupaya untuk meresapkan air limpasan hujan antara lain dengan lubang biopori dankolam retensi. Penelitian ini membahas besar resapan limpasan hujan ke dalamtanah akibat lubang biopori dan kolam retensi. Hasil akhir yang diinginkan adalahdiketahuinya kondisi resapan limpasan hujan di Fakultas Teknik UNS danefektivitas lubang biopori dan kolam retensi untuk meresapkan air hujan ke dalamtanah.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Analisiskepanggahan data hujan dilakukan menggunakan uji RAPS (Rescaled AdjustedPartial Sums. Analisis dilakukan dengan panjang data hujan 24 tahun dengan 5stasiun hujan. Pengujian validitas distribusi hujan menggunakan metode SmirnovKolmogorov. Pembuatan Lubang biopori pada saluran drainase dengan jarak antarlubang 1 m dengan diameter ± 10 cm dan kedalaman ± 1 meter. Kolam retensidibuat pada hilir saluran drainase Fakultas Teknik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa limpasan hujan yang meresap ke tanah diFakultas Teknik pada kondisi existing sebesar 1155,217 m3/hari. Pembuatanlubang biopori dapat meresapkan limpasan permukaan di Fakultas Teknik sebesar1426,35 m3/hari.Terjadi peningkatan resapan setelah pembuatan lubang biopori23,41 % dari resapan kondisi existing. Pembuatan kolam retensi dapat meresapkanlimpasan hujan di Fakultas Teknik sebesar 1151,59 m3/dtk. Terjadi penurunanresapan setelah pembuatan kolam retensi 0,314 % dari resapan kondisi existing.Kolam retensi tidak efektif dibuat di Fakultas Teknik UNS, karena jenis tanahlempung di Fakultas Teknik UNS yang telah jenuh memiliki infiltrasi konstansangat kecil.Kata Kunci: Lubang Biopori, Kolam retensi, debit limpasan, infiltrasi