Penulis Utama : Amurwa Pradnya Sang Indraswari
NIM / NIP : C0510010
×

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Gambaran wilayah Banyuwangi pada tahun 1950-1965 2.) Mengetahui perkembangan Lembaga Kebudayaan Rakyat di Banyuwangi. 3.) Mengetahui Pengaruh adanya Lembaga Kebudayaan Rakyat bagi perkembangan Partai Komunis Indonesia (PKI) Banyuwangi tahun 1950-1965.
Penelitian ini menggunakan metode historis yaitu heuristik, Kritik sumber (kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi dan historiografi. Sumber penelitian dikumpulkan melalui studi dokumen, arsip, dan wawancara dengan para pelaku sejarah. Sumber primer yang digunakan antara lain arsip instansi pemerintah dan wawancara dengan para pelaku sejarah yakni seniman Lekra. Adapun sumber sekunder yang digunakan antara lain buku-buku, referensi, artikel, serta penelitian terdahulu yang berkaitan tentang tema yang diambil.
Hasil penelitian ini menunjukkan Lekra Banyuwangi berperan aktif dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kebudayaan atau politik. Lekra Banyuwangi dibagi kedalam empat bidang meliputi: seni musik, seni tari, seni drama, dan seni sastra. PKI berhasil menempati posisi empat besar pada Pemilihan Umum 1955 di Banyuwangi. Salah satu faktor kemenangan ini ialah pengaruh Lekra dalam menggunakan pertunjukan kesenian tradisional daerah Banyuwangi sebagai alat memobilisasi massa PKI. Setelah peristiwa G.30.S Lekra Banyuwangi mengalami kehancuran. Hal ini disebabkan karena Lekra dianggap sebagai bagian dari PKI.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Banyuwangi merupakan daerah yang dihuni oleh berbagai macam etnis meliputi Suku Osing, Suku Madura, Suku Jawa, Suku Bali dan Suku Bugis, keanekaragaman inilah menjadikan wilayah Banyuwangi kaya akan kesenian. Lembaga Kebudayaaan Rakyat (Lekra) yang didirikan pada tahun 1950 oleh beberapa seniman serta tokoh-tokoh PKI seperti Njoto dan D.N Aidit dan menyebar hingga ke Banyuwangi. Lekra Banyuwangi dibagi kedalam empat bidang meliputi: seni musik, seni tari, seni drama, dan seni sastra.Lekra Banyuwangi memiliki peran dalam memobilisasi massa PKI. Agitasi dalam bidang Kesenian terbukti ampuh membawa PKI menjadi empat besar dalam Pemilu 1955 di Banyuwangi. Pasca peristiwa G30S yang terjadi di Jakarta, setelah Soeharto mengumumkan bahwa PKI merupakan dalang dari pembunuhan para jenderal, GP Anshor segera menyiapkan pasukan untuk memerangi orang-orang PKI. Peristiwa Cemetuk yang mengakibatkan terbunuhnya 62 anggota GP Ansor oleh PKI memicu kemarahan masyarakat Banyuwangi terhadap PKI kian besar. Hampir semua elemen komunis dan orang-orang yang tergabung dalam Lekra, BTI, Gerwani, Pemuda Rakyat, serta Sobsi juga mengalami penangkapan yang dilakukan oleh Puterpra, pembunuhan dan dimasukkan kedalam penjara. Peristiwa ini membuat Lekra Banyuwangi mengalami kemunduran dan tidak bisa bangkit lagi.

 

×
Penulis Utama : Amurwa Pradnya Sang Indraswari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0510010
Tahun : 2015
Judul : Lembaga kebudayaan rakyat (lekra) di banyuwangi pada tahun 1950-1965
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Ilmu Budaya - 2015
Program Studi : S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Ilmu Budaya Jur. Ilmu Sejarah-C.0510010-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs, Sri Agus, M.Pd
2. Insiwi Febriary Setiasih, SS, MA
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ilmu Budaya
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.