×
INTISARI
Nikel sulfida (NiS) merupakan salah satu komoditas nikel intermediate yang dapat diolah di industri downstream melalui proses roasting agar diperoleh logam nikel yang lebih murni. Dalam mendukung upaya pemerintah untuk shifting ekspor komoditas tambang Indonesia dari bahan mentah menjadi bahan olahan, serta melihat kondisi pasar nikel global yang sangat kondusif, maka dirancanglah pabrik nikel sulfida kapasitas 20.000 ton/tahun dengan bahan baku bijih laterit dari Sorowako sebanyak 79,09 kg/kg produk, H2SO4 96% w/w dari PT. Pupuk Kaltim sebanyak 3,15 kg/kg produk, dan H2S dari PT. Gas Depo Industry sebanyak 0,90 kg/kg produk. Selain memproduksi nikel sulfida, pabrik ini juga menghasilkan produk samping berupa konsentrat Fe sebanyak 770.025,58 ton/tahun. Pabrik mulai didirikan di Sorowako, Sulawesi Selatan pada tahun 2016 dan mulai beroperasi pada tahun 2017. Pada tahun 2017, harga bijih laterit diproyeksikan senilai US$ 0,0170/kg, sedangkan H2SO4 96% dan H2S masing-masing berharga US$ 0,0310/kg dan US$ 0,2479/kg. Harga produk nikel sulfida senilai US$ 15,3109/kg, sedangkan harga produk konsentrat Fe senilai US$ 0,0826/kg
Nikel sulfida dibuat dengan proses hydrometallurgy. Proses leaching dilakukan terhadap NiO di bijih laterit menggunakan H2SO4. Reaksi terjadi pada 270oC dan 56 bar dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB), dengan kondisi isotermal dan dilengkapi jaket pemanas. Konversi NiO menjadi NiSO4 sebesar 97%. Residu padatan dipisahkan dari larutan hasil reaksi, kemudian larutan tersebut direaksikan dengan gas H2S sehingga didapatkan endapan logam sulfida yang didominasi oleh NiS. Reaksi berlangsung pada suhu 120°C dan tekanan 6,8 bar dalam Reaktor Tangki Berpengaduk Semi-Batch (aliran cairan batch, aliran gas kontinu). Konversi NiSO4 sebesar 98,37%. Cairan dipisahkan dari slurry hasil reaksi menggunakan filtering centrifuge dan rotary dryer hingga diperoleh produk berupa serbuk padatan dengan kadar NiS sebesar 91,12%.
Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air (air pendingin, umpan boiler, air proses, konsumsi umum dan sanitasi) yang bersumber dari Sungai Larona sebesar 0,1603 m3/kg produk, unit pengadaan steam sebesar 17,7887 kg/kg produk, unit pengadaan refrigerant sebesar 0,6516 kg/kg produk, unit pengadaan udara tekan sebesar 0,1936 m3/kg produk, unit pengadaan listrik sebesar 3,56 kWh/kg produk yang disuplai dari natural gas engine generator set berkapasitas 12 MW, serta unit pengadaan bahan bakar dari gas alam sebesar 18,41 kg/kg produk. Unit pengolahan limbah tersedia untuk pengolahan limbah pabrik baik berupa cairan dan gas. Limbah cair berasal dari arus cairan output filtering centrifuge F-02 yang mengandung H2SO4, sedangkan limbah gas berasal dari hasil atas Evaporator EV-01 dan EV-02 yang mengandung H2SO4 dan H2S.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT). Jumlah karyawan keseluruhan adalah 672 orang, yang terdiri dari karyawan shift berjumlah 604 orang dan karyawan non-shift 68 orang.
Hasil analisis ekonomi menunjukkan Return of Investment (ROI) sebesar 29,49% sebelum pajak dan 22,12% sesudah pajak. Pay Out Time (POT) didapatkan sebesar 2,7 tahun sebelum pajak dan 3,3 tahun sesudah pajak. Break Even Point (BEP) sebesar 45,61%, Shut Down Point (SDP) sebesar 11,69%, dan Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 26,42%. Dari hasil analisis ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pabrik nikel sulfida layak dipertimbangkan untuk realisasi pembangunannya.