×
ABSTRAK
Perusahaan keluarga seringkali dikaitkan dengan budaya pendirinya,
sehingga peran persepsi keadilan dan kepemilikan psikologis dirasa penting
karena perusahaan keluarga memiliki beberapa aspek yang mempengaruhi ketidak
adilan karyawan non-keluarga. Kurangnya persepsi keadilan karyawan nonkeluarga
mempengaruhi komitmen afektif dan kepuasan kerja di kalangan
karyawan non-keluarga. Tujuan dari penelitian ini menyelidiki dan menguji secara
empiris persepsi keadilan karyawan non-keluarga. Secara eksplisit peneliti
berfokus pada mekanisme bagaimana peneliti mengarah pada komitmen afektif
dan kepuasan kerja. Peneliti memperkenalkan konsep psikologis pemilik
perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi keadilan karyawan nonkeluarga
dan sikap kerja mereka.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,
dan data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu.
Kriteria sampel yang diambil yaitu karyawan PT. Joglo Semar yang bukan
anggota keluarga yang minimal telah bekerja selama 1 tahun. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel. Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan Confirmatory Factor Analysis. Dalam mengukur
reliabilitas, peneliti menggunakan teknik analisis Cronbach Alpha. Untuk
pengujian hipotesis digunakan analisis regresi berdasarkan langkah-langkah yang
dianjurkan oleh Baron & Kenny (1986).
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keadilan prosedural dan
keadilan distributif berpengaruh terhadap kepemilikan psikologis, sehingga
kepemilikan psikologis dapat memediasi komitmen afektif dan kepuasan kerja
karyawan non-keluarga PT. Joglo Semar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan Phillip Sieger mengenai komitmen afektif dan kepuasan
kerja karyawan non-keluarga yang meneliti peran dari persepsi keadilan dan
kepemilikan psikologis.
Kata kunci : Persepsi Keadilan, Komitmen Afektif, Kepuasan Kerja, Kepemilikan
Psikologis
ABSTRACT
Family-owned company is often associated with its founder, so that the
role of perceived justice and psychological ownership was considered as
important because family company has some aspects contributing to injustice for
non-family employees. The lack of perceived justice among non-family
employees affected their affective commitment and job satisfaction. The objective
of research was to investigate and test empirically the perceived justice of nonfamily
employees. Explicitly, the author focused on the mechanism of how the
author concentrated on affective commitment and job satisfaction. The author
introduced psychological concept of company owner as the factors affecting the
non- ir job attitude.
The method employed in this research was descriptive quantitative one
and the data of research were obtained through distributing questionnaire to the
respondents. The sampling technique used in this study was purposive sampling
technique, the one conducting by taking the sample from the population based on
certain judgment or quota. The criterion of sample taken was employee of PT.
JogloSemar not member of family who had worked for at least 1 year. The sample
of research consisted of 100 respondents. Validity test used in this study was
Confirmatory Factor analysis. In measuring the reliability, the author employed
Cronbach Alpha analysis technique. The regression analysis was used for
hypothesis testing based on the procedure recommended by Baron & Kenny
(1986). From the result of research, it could be found that distributive justice
affected the psychological ownership, so that psychological ownership could
mediate the affective commitment and job satisfaction of non-family employees in
commitment and non-family employees investigating the role of perceived justice
and psychological ownership.
Keywords: Perceived Justice, Affective Commitment, Job Satisfaction,
Psychological Ownership