ABSTRAKPerkembangan teknologi di era globalisasi saat ini hampir menyebabkanpudarnya permainan tradisional di kalangan anak-anak. Salah satu komunitasyang aktif melestarikan permainan tradisional di Kota Surakarta adalahKomunitas Anak Bawang, sebuah komunitas yang mengajak anak-anak untukmemainkan permainan tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuitindakan komunikasi dan diskursus antara Komunitas Anak Bawang dengan anakanakdalam melestarikan permainan tradisional, peranan keluarga dan masyarakatdalam mendukung anak bermain permainan tradisional dan emansipatoris anakdalam bermain permainan tradisional. Teori yang digunakan adalah teori dariJurgen Habermas mengenai tindakan komunikasi. Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel penelitian ini adalah purposivesampling, peneliti memilih pengurus Komunitas Anak Bawang, anak-anak yangberpartisipasi dalam kegiatan Komunitas Anak Bawang, keluarga atau orang tuadari anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan Komunitas Anak Bawang danmasyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan Komunitas Anak Bawang. Teknikpengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara langsung dandokumentasi. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi sumber yaituguru dari sekolah yang pernah dijadikan tempat bermain Komunitas AnakBawang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang publik yang digunakanKomunitas Anak Bawang adalah ruang publik yang mudah diakses, memilikihubungan yang setara dan memberikan kebebasan. Tindakan komunikasidilakukan Komunitas Anak Bawang secara langsung yaitu bertemu langsungdengan anak-anak. Tindakan komunikasi secara verbal terlihat saat KomunitasAnak Bawang dan anak-anak mulai ngobrol-ngobrol mengenai permainantradisional. Tindakan Komunikasi secara nonverbal dilakukan Komunitas AnakBawang dengan memberikan contoh bermain terlebih dahulu. Diskursus terlihatsaat terjadi perbincangan bersama yang berupa prosedur-prosedur atau tata carabermain permainan tradisional sehingga akan timbul suatu kesepakatan bersamadalam hal praktek bermain permainan tradisional. Orang tua mendukung anak,mengajari dan membimbing anak dalam bermain permainan tradisional danmasyarakat memiliki respons yang positif terhadap pengenalan dan pelestarianpermainan tradisional yang dilakukan oleh Komunitas Anak Bawang.Emansipatoris anak sangat berpengaruh pada perubahan anak menjadi lebih seringbermain permainan tradisional dan perubahan perilaku bermain anak menjadisosial setelah mengikuti kegiatan Komunitas Anak Bawang.Kata Kunci : Tindakan komunikasi, Diskursus, Ruang publik, EmansipatorisABSTRACTTechnology development in this globalization era today almost leads thetraditional game to wane among children. One of communities actively preservingtraditional games in Surakarta is Anak Bawang Community, the one inviting thechildren to play traditional games. The objective of research was to find outcommunication act and discourse between Anak Bawang Community and childrenin preserving traditional game, the role of family and society in encouraging thechildren to play traditional game and children emancipation in playing traditionalgame. The theory used was Jurgen Habermas’s theory on communication act.This study employed descriptive qualitative method. The sampling technique usedin t his study was purposive sampling, in which the author selected theadministrators of Anak Bawang Community, children participating in AnakBawang Community, family or parents of children participating in Anak BawangCommunity and members of society participating in Anak Bawang Community.Techniques of collecting data used were observation, direct interview, anddocumentation. To validate data, source triangulation was used, in this case, theteachers of school having ever been the playing site for Anak BawangCommunity. Technique of analyzing data used was an interactive model ofanalysis.The result of research showed that the public space used by Anak BawangCommunity was the one accessible, having equal relation and providing freedom.Communication act made by Anak Bawang Community was the indirect one,seeing the children face to face. Verbal communication act was observed when theAnak Bawang Community and children started to talk each other about traditionalgames. Nonverbal communication act was made by Anak Bawang Community bydemonstrating the game first. Discourse was observed when there was a collectivetalk (discussion) concerning the procedure of playing traditional games so that aconsensus arose in the term of practicing traditional game. Parents supported(encouraged) children, taught, and directed them in playing traditional game andmembers of society responded positively to introducing and preserving traditionalgame conducted by Anak Bawang Community. Child emancipation highlyaffected the change of children behavior into playing traditional game morefrequently and the change of children playing behavior into social one afterfollowing the activity of Anak Bawang Community.Keywords: Communication Act, Discourse, Public Space, Emancipation.