Penulis Utama : Nurlatifah
NIM / NIP : K4411046
×

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) latar belakang terbentuknya Keraton Kasepuhan Cirebon, (2) arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon, (3) makna simbolik dan filosofis arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon, dan (4) makna simbolik dan filosofis arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA N 8 Cirebon.
Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel yang digunakan bersifat purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, digunakan dua trianggulasi, yaitu triangguasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis interaktif, yaitu analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: (1) latar belakang terbentuknya Keraton Kasepuhan Cirebon, diawali dengan adanya Pangeran Cakrabuwana, Putra Mahkota dari Kerajaan Padjajaran yang mendirikan Dalem Agung Pakungwati untuk putrinya. Putrinya bernama Ratu Ayu Pakungwati menikah dengan Sunan Gunung Jati yang merupakan pemuka agama di wilayah Jawa Barat. Sepeninggal Gunung Jati, digantikan oleh Cicitnya yang bergelar Panembahan Pakungwati I. Pada tahun 1679 didirikan Keraton Kanoman oleh Sultan Badridin yang bergelar Sultan Anom, sehingga Keraton Pakungwati yang didiami oleh saudara tua berubah menjadi Keraton Kasepuhan, dengan gelar Sultanya menjadi Sultan Sepuh, (2) kompleks bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon, terdiri dari empat bangunan utama sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan, yaitu Alun-alun, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Pasar Gede, dan Istana Keraton Kasepuan Cirebon, (3) makna simbolik dan filosofis arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon tercermin dalam sistem penamaan, tata letak, dan ornamen yang terdapat dalam bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon, (4) pemanfaatn Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai media pembelajaran sejarah di SMA N 8 Cirebon telah dilakukan, baik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maupun Kurikulum 2013 dengan bentuk observasi langsung dan disajikan dalam tugas terstruktur.
Kata Kunci : arsitektur, keraton, media, pembelajaran sejarah
ABSTRACT
This research aims at understanding : (1) the background of how Keraton Kasepuhan is formed, (2) Keraton Kasepuhan architecture, (3) symbolic and phylosophic meant of Keraton Kasepuhan construction, (4) symbolic and phylosophic meant of keraton kasepuhan cirebon architecture as history learning media at sma n 8 cirebon.
The method used in this research is descriptive qualititave, accompanied by embedded case study research. Purposive and snowball sampling are used as sampling technics. Data is collected through interviews, observations, and document analysis.Two triangulation technics, data and method triangulation are used to verify the validity of data. Interactive analysis is used as data analysis technic, this technic consists of data collecting, data reduction, data display, and drawing conclusion.
Based on research study, the conclusions can be written as below : (1) the background of the forming of Keraton Kasepuhan commences as Pangeran Cakrabuwana, the prince of Padjajaran Kingdom who established Dalem Agung Pakungwati for his daughter, came. His daughter, Ratu Ayu Pakungwati, married to Sunan Gunung Jati, an Islamic priest in West Java. Sunan Gunung Jati was substituted with his great-grandchild, Panembahan Pakungwati I. In 1679, Sultan Badridin known as Sultan Anom established Keraton Kanoman.  Hence, Keraton Pakungwati which had been lived by his older brother, became Keraton Kasepuhan and he was known as Sultan Sepuh, (2) Keraton Kasepuhan Cirebon construction, consists of four main building that could not be separated from one to another, Alun-alun, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Pasar Gede, and Istana Keraton Kasepuhan Cirebon, (3) the symbolic and phylosophic function and meant that coud be found in Keraton Kasepuhan Cirebon architecture is used as Islamic spreading medium beneath the society who had been lived in their former beliefs,  (4) the using of Keraton as History learning media at  SMA N 8 Cirebon had been held, in both Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan and Kurikulum 2013, which took form as student observation and displayed as structured task.
Keywords: architecture, Keraton,media, historical  learning.

×
Penulis Utama : Nurlatifah
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4411046
Tahun : 2015
Judul : Makna Simbolik dan Filosofis Arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai Media Pembelajaran Sejarah di SMA N 8 Cirebon
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2015
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Pendidikan Sejarah-K4411046-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Djono, M. Pd.
2. Isawati, S. Pd., M. A.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.