Pendahuluan : Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab utama kematian keduaakibat penyakit infeksi di dunia, dengan angka insidensi dan prevalensi kasusmasih tinggi di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Diagnosis dinikasus TB paru merupakan kunci program pengendalian TB. Keterlambatan pasiendalam diagnosis TB paru masih menjadi masalah yang di antaranya disebabkanoleh perilaku pencarian layanan kesehatan pasien TB paru itu sendiri. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku pencarian layanan kesehatandengan keterlambatan pasien dalam diagnosis TB Paru di BBKPM Surakarta.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatifdengan metode observasional analitik untuk mengetahui hubungan antarvariabeldengan rancangan studi potong lintang (cross sectional). Sebanyak 66 subjekpenelitian yang dipilih dengan consecutive sampling adalah pasien TB paru kasusbaru yang berobat di BBKPM Surakarta. Pengambilan data perilaku pencarianlayanan kesehatan dan keterlambatan pasien dalam diagnosis TB Paru dilakukandengan kuesioner dengan didampingi peneliti dan rekam medis pasien sebagaidata sekunder. Data hasil penelitian dianalislis menggunakan uji Chi Square.Hasil : Perilaku mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modernmenjadi perilaku pencarian layanan kesehatan terbanyak dengan 34,8%. Waktudiagnosis pasien didapatkan mean = 92,17 hari, median = 62,00 hari, range = 7-365 hari, Standard Deviasi = 93,460 hari dan signifikasi 0,001. Uji Chi Squaremenunjukkan hasil p = 0,001 dengan CI 95%. Hasil ini sudah mengontrol variabelperancu yaitu jenis kelamin, umur, waktu tempuh ke BBKPM dan kepercayaanpasien terhadap BBKPM.Kesimpulan : Terdapat hubungan secara statistik bermakna antara perilakupencarian layanan kesehatan dengan keterlambatan pasien dalam diagnosis TBparu di BBKPM Surakarta.Kata Kunci: perilaku pencarian layanan kesehatan, keterlambatan pasien dalamdiagnosis TB paru, BBKPM Surakarta, TB paru