ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan (1) struktur novel, (2) bentuk kekerasan berbasis ketidakadilan gender (3) bentuk emansipasi (4) pendidikan karakter, (5) relevansi novel Bak Rambut Dibelah Tujuh sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata. Data penelitian ini adalah novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori. Penelitian ini menggunakan pendekatan feminisme untuk mendeskripsikan bentuk emansipasi dan bentuk ketidakadilan gender. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik noninteraktif. Teknik pengumpulan data noninteraktif dengan melakukan pembacaan secara intensif dari novel dan melakukan pencatatan secara aktif dengan metode content analysis. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan teknik analisis menggunakan model noninteraktif.
Simpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) struktur novel yangterdapat dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh antara lain tema, tokoh dan penokohan, alur, setting, sudut pandang dan amanat, (2) bentuk kekerasan berbasis ketidakadilan gender ,meliputi : (a) marginalisasi, merupakan proses pemiskinan yang terjadi di masyarakat dalam bentuk eksploitasi (b) subordinasi, merupakan sebuah anggapan bahwa kaum perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak penting (c) stereotipe, merupakan pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu (d) kekerasan, merupakan suatu tindakan yang dapat mengakibatkan penderitaan bagi orang lain baik dalam bentuk fisik, seksual, atau psikologis. (3) bentuk emansipasi meliputi : (a) kebebasan memilih bagi perempuan dalam menentukan pendidikan , (b) ketegaran menghadapi permasalahan hidup (c) perjuangan dalam menuntutkeadilan hak-hak perempuan. (4) nilai pendidikan karakter meliputi : (a) religius, demokratis, peduli sosial, tanggung jawab, cinta tanah air, dan jujur. (5) relevansi novel sebagai bahan ajar di sekolah sesuai dengan hasil wawancara dengan Pipit Ristiyana, S.Pd Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kalasan, Ristiyaningsih, S.Pd , Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Kalasan menyatakan bahwa novel Bak Rambut Dibelah Tujuh bisa dan baik digunakan sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA
Kata kunci: Feminisme, teori Mansour Fakih, pendidikan karakter, novel Bak Rambut Dibelah Tujuh
ABSTRACT
This study aims to describe and explain (1) novel structure, (2) violence forms based on gender injustice, (3) emancipation forms, (4) character education, (5) relevance of novel Bak Rambut Dibelah Tujuh as a teaching material of Indonesian Language.
This study used qualitative method. Qualitative method is a study procedure producing descriptive data such as words. The data source is novel Bak Rambut Dibelah Tujuh by Muhammad Makhdlori. This study used feminism approach to describe emancipation and gender injustice forms. Technique of data collection used in this study was non-interactive technique. Non-interactive technique of data collection was to read the novel intensively and record actively using content analysis method. Validity of data used data triangulation and analytical technique used non-interactive model.
Conclusions of the study results are as follows: (1) novel structures found in the novel of Bak Rambut Dibelah Tujuh such as themes, character and characterization (personage and personalization), plot, setting, point of view and mandate, (2) violence forms based on gender injustice (inequality) consisting of: (a) marginalization, it is process of poverty occurring in society in exploitative forms, (b) subordination, it is a judgment indicating that women are put on non-important position, (c) stereotype, it is labeling or signing on a certain group, (d) violence, it is an action which may result in suffering for others in either physical, sexual or psychological forms; (3) emancipation forms consisting of: (a) freedom to choose for women in determining education, (b) rigidity to face life problems, (c) struggling to demand for equality of woman rights; (4) values of character education consisting of: (a) religious, democratic, social care, responsible, mother land love, and honest; (5) novel relevance as a teaching material in school consistent with results of interview with Pipit Ristiyana, S.Pd., the Teacher of Indonesian Language of SMA Negeri 1 Kalasan, Ristiyaningsih, S.Pd., the Teacher of Indonesian Language of SMK Negeri I Kalasan, stating that novel Bak Rambut Dibelah Tujuh can and should be used as a teaching material of Indonesian Language in Senior High School.
Keywords: Feminism, Mansour Fakih’s theory, character education, novel Bak Rambut Dibelah Tujuh.