×
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi mobilitas sosial vertikal ke atas di Kampoeng Batik Laweyan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktural fungsional yang dikemukakan oleh Talcot Parson. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus dipilih karena biasa digunakan untuk meneliti fenomena kontemporer dalam kehidupan nyata, kasus yang spesifik serta memiliki batasan yang jelas. Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yakni observasi, wawancara serta penelaahan dokumentasi yang berkaitan dengan studi ini. Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling, dengan jenis criterion sampling. Informan dalam penelitian adalah ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) dan Dinas Disperindag Kota Surakarta. Responden yang dipilih tiga dari mobilitas sosial vertikal ke atas dan tiga dari mobilitas sosial vertikal ke bawah. Untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendorong mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) dari pengrajin batik menjadi pengusaha batik adalah kemampuan menentukan produk batik yang memiliki keunggulan, memiliki beragam jenis batik dan terus menciptakan produk batik yang kreatif dan inovatif sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli batik. Kemampuan menentukan tempat berdagang ditunjang dengan penetapan kawasan tersebut menjadi Kampoeng batik Laweyan sehingga banyak wisatawan datang ke kawasan tersebut untuk wisata dan juga berbelanja batik. Penentuan harga dilakukan dengan cara harga jual ditambah dengan 30% dari harga pokok produksi batik. Penghargaan kepada pelanggan dan pelanggan pedagang dilakukan dengan potongan penjualan sebanyak 10% dari harga yang disepakati, ditambah lagi untuk pelanggan pedagang diberi keringan waktu pembayaran selama 2 bulan. Promosi dilakukan dengan menggunakan media plakat nama usaha, pamflet, kartu nama, website dan pameran dagang. Target pemasaran dilakukan dengan cara menyasar pasar potensial sehingga produk batik lebih mudah diterima konsumen. Etos kerja yang dilakukan pengusaha berupa siklus kerja yang panjang, kerja kerja, ulet, teliti dan hemat. Pola penundaan kesenangan dengan cara tetap membelanjakan modal produksi sesuai peruntukanya sebagai modal produksi bukan membelanjakanya pada kebutuhan konsumsi.
Kata Kunci: Mobilitas Sosial Vertikal ke Atas, Sentra Industri Batik
ABSTRACT
The research investigates socioeconomics factors influencing social climbing of Batik makers in Kampoeng Batik Laweyan Laweyan Subdistrict Surakarta. The research used functional structural of Talcot Parson. The research was qualitative by using case study method. Case Study was chosen because it was used to investigate contemporary phenomenon in daily life, for specific case and also had clear border. The data were collected by using observation, interview, and documentary. The samples were collected by using purposive sampling technique with criterion sampling. The informant was the Chief of Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) and Department of Industry and Commerce of Surakarta. There were three respondents from each social mobility. The data were validated by using Source Triangulation.
The result of the research shows that supporting factors of social climbing of Batik makers to Batik businessman was the ability to determine a good Batik product, kinds of Batik andalways made creative and inovative Batik, so consumershad many selections to buy batik. The ability to determine place to sell supported by determining place become Kampoeng batik Laweyan, so many tourists came for tourist resort and buying batik. Determining the cost was done by adding 30% cost of batik basic production cost. Reward for customer and seller were done by giving 10% discount, and also the customer got credit time for two months. Promotion was done by using business name plate, pamphlet, namecard, website, and exibition. Marketing target was done through targeting potential market, so the batik product was easier to be accepted by customers. Work ethic done by businessman was long wokr cyclus, wokr, never give up, accurate, and provident. Pleasure delay pattern by using production cost only for production.
Keywords: Social Climbing Mobility, Batik Industrial Center