ABSTRAK
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu (biasanya daerah pemukiman padat penduduk), termasuk penyakit potensial penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Dari penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai Pengobatan, diare termasuk dalam 3 (tiga) kelompok penyakit penyebab utama selain Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan febris. Angka kesakitannya sekitar 200 – 400 kejadian diare per 1000 penduduk setiap tahunnya. Insiden KLB diare pada tahun 2013 terjadi di 6 (enam) provinsi dengan penderita terbanyak terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus. Kasus diare sering berhubungan dengan pola makan dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan hubungan pendidikan ibu, status gizi, kebiasaan cuci tangan, pendapatan, kepemilikan jamban, penyediaan air bersih dengan kejadian diare.
Jenis penelitian ini studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan fixed diseases sampling. Jumlah sampel sebesar 100 ibu yang memiliki balita di Wilayah Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang secara signifikan dari pendidikan ibu (OR = 0,19; CI 95% = 0,07 – 0,53; p=0,002), status gizi (OR = 0,17; CI 95% = 0,04 – 0,7; p<0,014), kebiasaan cuci tangan (OR = 0,03; CI 95% = 0,006 – 0,78; p<0,001), pendapatan (OR = 0,28; CI 95% = 0,28 – 0,78; p<0,015), kepemilikan jamban (OR = 0,21; CI 95% = 0,05– 0,84; p=0,027), penyediaan air bersih (OR = 0,25; CI 95% = 0,07 – 0,89; p<0,03) dengan kejadian diare.
Kesimpulan: pendidikan ibu, status gizi, kebiasaan cuci tangan, pendapatan, kepemilikan jamban/ toilet, penyediaan air bersih berhubungan negatif dengan kejadian diare.
Kata kunci : pendidikan ibu, status gizi, kebiasaan cuci tangan, pendapatan, kepemilikan jamban, penyediaan air bersih, kejadian diare.
ABSTRACT
Background: Diarrhea disease is endemic in Indonesia that continue to occur at any given point (usually densely populated residential areas), including a potential disease Extraordinary Events (KLB) are often accompanied by death. Of the causes of health center visits or Polyclinics, diarrhea including the 3 major causes of disease groups besides Acute Respiratory Infection (ARI) and febrile. Figures of pain around 200-400 incidence of diarrhea per 1000 population each year. Incidence of diarrhea outbreaks in 2013 occurred in 6 provinces with most patients occurred in Central Java reached 294 cases. Cases of diarrhea often associated with diet and environment. The aim of this study is to show the relationship of maternal education, nutrition, hand washing habits, income, ownership of latrines / toilets, water supply with diarrhea.
Subject and Methods: This type of research was analytic observational study with cross sectional approach. The sampling technique of this study using a fixed sampling diseases. The total sample of 100 mothers of children under five in the region Puskesmas Sangkrah Surakarta. Tool data collection using questionnaires. Analysis of data using multiple logistic regression analysis. ,
Result: There results shows that there is a significant negative relationship of maternal education (OR = 0,19; CI 95% = 0,07 – 0,53; p=0,002), nutritional status (OR = 0,17; CI 95% = 0,04 – 0,7; p<0,014), handwashing (OR = 0,03; CI 95% = 0,006 – 0,78; p<0,001), income pendapatan (OR = 0,28; CI 95% = 0,28 – 0,78; p<0,015), ownership latrine (OR = 0,21; CI 95% = 0,05– 0,84; p=0,027), water supply (OR = 0,25; CI 95% = 0,07 – 0,89; p<0,03) related to the prevalence of diarrhea.
Conclusions: maternal education, nutrition, hand washing habits, income, ownership of latrines / toilets, water supply is negatively related to the prevalence of diarrhea.
Keywords: maternal education, nutrition, hand washing habits, income, ownership of latrine, water supply, the incidence of diarrhea.