×
ABSTRAK
Latar Belakang: 50% gastritis disebabkan infeksi H. pylori (Rugge et al). Dibutuhkan diagnosis cepat deteksi H. pylori pada biopsi jaringan lambung. Immunohistokimia (IHC) merupakan gold standard yang digunakan untuk deteksi keberadaan H. pylori. Metode ini mahal dan membutuhkan waktu cukup lama. Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Dr. Moewardi Surakarta menggunakan 3 pewarnaan yakni Diff-kwik, Giemsa, dan Rapid ST Reagensia (STR) untuk mendeteksi H. pylori pada jaringan biopsi lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas pewarnaan H. pylori antara Giemsa, Rapid ST Reagensia, dibandingkan dengan pemeriksaan gold standard IHC.
Metode Penelitian: Sampel berupa sediaan jaringan biopsi gastritis kronis dari tahun 2014-2015 dan dipilih dengan metode consecutive random sampling. Uji efektivitas pewarnaan dilakukan dengan uji Fisher. Data berjumlah 10 preparat dengan 1 preparat kontrol positif sehingga didapatkan 33 sampel. Data kemudian diuji kesesuaiannya menggunakan uji kesesuaian (Kappa).
Hasil Penelitian: Didapatkan 5 preparat negatif (45,5%) dan 6 preparat positif (54,5%) pada pewarnaan Giemsa, 5 preparat negatif (45,5%) dan 6 preparat positif (54,5%) pada pewarnaan Rapid ST Reagensia, dan 6 preparat negatif (54,5%) dan 5 preparat positif (45,5%). Uji kappa antara IHC-Giemsa dan IHCRST) sebesar 0,820 dan nilai kappa 1,000 pada Giemsa-RST
Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan antara pewarnaan Immunohistokimia- Rapid ST Reagensia dan Immunohistokimia-Giemsa, dan tidak didapatkan perbedaan antara pewarnaan Giemsa-Rapid ST Reagensia. Efektivitas ketiga pewarnaan memiliki hasil yang signifikan sehingga ketiga pewarnaan tersebut dapat digunakan sebagai diagnosis rutin pemeriksaan histopatologis H. pylori pada biopsi lambung.
Kata Kunci : H. pylori, pewarnaan histopatologis, biopsi gastritis kronis