×
ABSTRAK
Andalalin kini telah menjadi salah satu kebijakan strategis di Indonesia. Ia merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota guna mengendalikan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan terhadap lalu lintas di sekitarnya. Kota Surakarta telah mengimplementasikan Andalalin sejak tahun 2005. Kendati demikian, bagaimana kinerja Andalalin di Kota Surakarta masih belum diketahui. Dalam beberapa tahun terakhir, lalu lintas di Kota Surakarta semakin padat dan membebani layanan jalan di dalam kota.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kelengkapan dokumen Andalalin dibandingkan ketentuan yuridis dan teknis; mengetahui kinerja lalu lintas di ruas jalan dan simpang di sekitar kawasan studi setelah Andalalin; mengetahui implementasi rekomendasi penanganan dampak lalu lintas di lapangan; dan untuk mengetahui kinerja Andalalin pada periode 2008-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu isi dan rekomendasi penanganan dampak dokumen Andalalin dan kinerja lalu lintas yang dihitung dengan MKJI 1997. Analisis
dilakukan dengan cara mengomparasi Andalalin yang terdapat di dalam dokumen
Andalalin terhadap ketentuan yang berlaku.
Hasil analisis menunjukkan bahwa keempat dokumen Andalalin belum memenuhi seluruh ketentuan yuridis dan teknis. Kinerja lalu lintas di ruas jalan dan simpang di sekitar kawasan yang diteliti mengalami penurunan pada 2014 dengan derajat kejenuhan Jl. Slamet Riyadi (Ruas 101) arah Barat-Timur sebesar 0,52; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 101) arah Barat-Timur sebesar 0,59; Jl. Imam Bonjol (Ruas 250) sebesar 0,31; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 021 K1) sebesar 0,62; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 021 K1) sebesar 0,61; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 106 K6) arah Timur-Barat sebesar 0,49; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 106 K6) arah Barat-Timur sebesar 0,48; Jl. Dr. Soeharso (Ruas 130) sebesar 0,32; Jl. Ahmad Yani (Ruas 021 K2) arah Utara- Selatan sebesar 0,29; Jl. Ahmad Yani (Ruas 021 K2) arah Selatan-Utara sebesar
0,22; Jl Adi Sucipto (Ruas 169) sebesar 0,57; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 021 K1) pada hari Sabtu sore sebesar 0,62; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 021 K1) pada hari Sabtu sore sebesar 0,61; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 106 K6) arah Timur-Barat pada hari Sabtu sore sebesar 0,49; Jl. Slamet Riyadi (Ruas 106 K6) arah Barat-Timur pada hari Sabtu sore sebesar 0,48; Jl. Dr. Soeharso (Ruas 130) pada hari Sabtu sore sebesar 0,32; Jl. Ahmad Yani (Ruas 021 K2) arah Utara-Selatan pada hari Sabtu sore sebesar 0,29; dan Jl. Ahmad Yani (Ruas 021 K2) arah Selatan-Utara pada hari Sabtu sore sebesar 0,22. Sedangkan tundaan Simpang 3 Faroka pada 2014 sebesar 36 detik/smp dan tundaan Simpang 3 Kerten pada 2014 sebesar 62 detik/smp. Rekomendasi penanganan dampak lalu lintas yang terdapat di dalam dokumen Andalalin ditemukan belum seluruhnya diimplementasikan. Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja Andalalin di Kota Surakarta periode 2008-2013 masih belum optimal.
Kata kunci: Andalalin, derajat kejenuhan, kinerja, MKJI 1997