×
ABSTRAK
Latar Belakang :Keluarga Berencana (KB) merupakan sebuah isu penting yang
relevan dengan masalah kependudukan dan kesehatan keluarga. Rendahnya
partisipasi suami dalam ber-KB memberikan dampak negatif bagi kaum perempuan
karena dalam kesehatan reproduksi tidak hanya kaum perempuan saja yang harus
berperan aktif.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran gender dalam
perspektif sosial budaya mengenai keluarga berencana (keluarga berencana) di Desa
Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.
Subjek dan Metode : Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan
studi kasus dimana peneliti menggali informasi keikutsertaan Pasangan Usia Subur
(PUS) dalam program KB yang dianalisis gender dengan perspektif sosial budaya.
Subyek penelitian yaitu 6 PUS yang dibagi dalam 3 kolompok.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan PUS dari informan 1 – 6
menunjukkan bahwa KB merupakan metode yang digunakan untuk mengatur jarak
kehamilan. Sedangkan sikap positif mengenai KB ditunjukkan oleh informan 1 – 4.
Pandangan informan dan masyarakat terkait KB juga sangat beragam, namun hampir
kesemuanya sepakat bahwa KB dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi karena
jarak anak diatur. Dari sudut pandang agama, anggapan bahwa KB tidak dibenarkan
membuat informan enggan ber – KB, namun pada sebagian orang memandangnya
sebagai suatu yang boleh dijalankan asal niatnya benar.
Kesimpulan : Pasangan Usia Subur (PUS) di era modern, memiliki pengetahuan
yang baik mengenai KB. Sedangkan sikap dan perilaku mereka sudah sadar gender
yaitu pembagian peran baik akses dan kontrol dalam rumah tangga. Agama dan
lingkungan masyarakat juga memegang peranan sebagai pedoman untuk mengambil
keputusan dalam melaksanakan program KB.
Kata kunci : Gender, Pasangan Usia Subur, Keluarga Berencana, sosial – budaya,
ekonomi, agama.
ABSTRACT
Background: Family Planning is an important issue relevant to demographic and
family health problem. Husband’s low participation in Family Planning affects
negatively the women because in reproductive health, not only women should play
their role actively. This research aimed to analyze the role of gender in socialcultural
perspective concerning Family Planning in Bolon Village of Colomadu Sub
District of Karanganyar Regency.
Subject and Method: This study was a descriptive qualitative research with a case
study in which the author explore the information on Reproductive Age Couple’s
participation in Family Planning program analyzed from gender aspect with socialcultural
perspective. The subject of research consisted of 6 Reproductive Age
Couples divided into 3 groups.
Result: The result of research showed that the Reproductive Age Couples’
knowledge, from informants 1 – 6, showed that Family Planning was the method
used to space pregnancy. Meanwhile the positive attitude to Family Planning was
demonstrated by informants 1-4. Informants and community’s perspective on Family
Planning was also very varied, but nearly all of them agreed that Family Planning
can improve economic welfare because the children space was regulated. From
religion perspective, the assumption that Family Planning is not justified made
informants reluctantly follow the Family Planning program, but some others viewed
that it is allowed as long as the intention is right.
Conclusion: Reproductive Age Couples in modern era had good knowledge on
Family Planning. Meanwhile, their attitude and behavior had been gender-aware:
the division of role in both access and control in household. Religion and society
environment also serve to be guidelines for decision making in implementing Family
Planning Program.
Keywords : Gender, Reproductive Age Couples, Family Planning, Social - Culture,
Economic, Religion.