×
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar di ajang olimpiade paralimpik. Namun sayangnya potensi dan prestasi yang dimiliki tidak didukung oleh sarana pelatihan atlet paralimpik yang memadai. Tiga kendala penting yang sangat mempengaruhi latihan atlet paralimpik yaitu, tempat latihan dan asrama atlet terpisah jauh, fasilitas olahraga yang ada merupakan fasilitas umum yang kurang memfasilitasi atlet paralimpik, serta Kota Solo yang sudah tidak memungkinkan mewadahi kegiatan pelatihan atlet paralimpik. Sebagai strategi penyelesaian masalah, dibutuhkan perencanaan sebuah pusat pelatihan nasional yang dapat mewadahi kebutuhan atlet paralimpik dalam meningkatkan kemampuan olahraganya. Pusat pelatihan tersebut menekankan pada desain fasilitas yang aksesibel bagi penggunanya, terutama atlet paralimpik. Karanganyar dipilih sebagai lokasi pusat pelatihan karena memenuhi kriteria-kriteria dari pusat pelatihan tersebut. Rumusan permasalahan dalam desain ini adalah mewujudkan konsep dan desain Pusat Pelatihan Nasional Atlet Paralimpik di Karanganyar dengan Penekanan Aksesibilitas Arsitektur. Dengan demikian dapat dirumuskan tujuan perencanaan Pusat Pelatihan Nasional adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan atlet paralimpik dalam ajang internasional dengan menekankan desain yang aksesibel untuk penggunanya. Adapun metode yang dilakukan untuk menentukan penyelesaian masalah yaitu melalui pengamatan pada asrama, sarana latihan, dan kebutuhan atlet paralimpik serta NPC Indonesia (National Paralympic Committee of Indonesia). Perencanaan pusat pelatihan nasional harus menekankan aksesibilitas arsitekturnya pada desain bangunan dan fasilitasnya sehingga aksesibel untuk penggunanya. Prinsip aksesibilitas arsitektur yang ditekankan yaitu keamanan, keselamatan, kegunaan, dan kemandirian. Aplikasi prinsip tersebut muncul dalam perencanaan desain yang menggunakan ramp dalam semua sirkulasinya baik di dalam maupun di laur bangunan, layout ruang dan perabotan, koridor bangunan, akses parkir, handrail, pintu dengan universal design, serta rambu dan alarm yang diterapkan pada bangunan pusat pelatihan nasional. Pembagian massa bangunan menjadi beberapa massa dan sirkulasi yang menghubungkannya merupakan respon dari kontur tapak yang ada dan untuk menekankan desain aksesibilitas arsitekturnya. Kata Kunci: Aksesibilitas Arsitektur, Atlet Paralimpik, Karanganyar, Pusat Pelatihan Nasional