×
ABSTRAK
Skripsi ini berawal dari adanya permasalahan remaja saat ini, rendahnya pengetahuan remaja dalam mempersiapkan kehidupan berkeluarga yaitu perilaku remaja terkait dengan seksualitas, penyalahgunaan napza, dan HIV/AIDS. Dalam rangka mencapai target tersebut BKKBN melalui BAPERMAS PP, PA, dan KB melakukan sosialisasi secara terus menerus. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana proses sosialisasi dan adopsi program Generesi Berencana (GenRe) pada remaja dan masyarakat di wilayah Jebres serta ingin mengetahui siapa saja remaja dan masyarakat yang menerima dan menolak program Generasi Berencana (GenRe). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana data dikumpulkan melalui hasil wawancara mendalam dengan informan terpilih. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan mengambil informan di Kecamatan Jebres dan mahasiswa sekitar jebres/mahasiswa UNS. Untuk validitas data peneliti menggunakan triangulasi data (sumber) sedangkan untuk teknik analisis menggunakan analisis internatif. Dari hasil penelitian tahapan dalam proses adopsi Program Generasi Berencana di mulai dari tahap (1) Awareness (Kesadaran), (2) Interest (Ketertarikan), (3) Evaluation (Evaluasi), (4) Trial (Uji Coba), dan (5) Adoption (Mengadopsi). Pada tahap Awareness masyarakat dan remaja mendapatkan pengetahuan dari berbagai saluran komunikasi dari Innovator atau Early Adopters. Selanjutnya pada tahap Interest mereka merasakan ketertarikan dari orang dekat atau pemuka pendapat (PLKB Jebres). Ketika sudah memutuskan menerima mereka akan mencoba mengevaluasi sehingga pada akhirnya akan mencoba dan mengadopsi kembali keputusan yang sudah diambil. Dari hasil penelitian dapat diketahui juga bahwa selain ada penerima yang terdiri dari innovators, early adopters, early majority, late majority, masih ada masyarakat yang belum menerima dan menerapkan Program Generasi Berencana. Penolak utama adalah remaja yang jauh dari pengawasan orang tua, remaja ini disebut laggards. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam penerimaan program Generasi Berencana adalah sikap remaja itu sendiri, kesibukan mereka masing masing, pengetahuan remaja itu sendiri dan juga pendanaan. Hasil analisis tersebut sesuai dengan Teori Diffusion of Innovations yang telah di uji oleh Rogers. Dengan hasil tersebut, maka diperlukan pembenahan dalam sosialisasi baik dari segi saluran komunikasi, fasilitas maupun kecakapan petugas PLKB di Kecamatan Jebres.
Kata Kunci : Komunikasi, Difusi Inovasi, Generasi Berencana.