Penulis Utama : Prasetyo Adi Wisnu Wibowo
NIM / NIP : T111108006
×

ABSTRAK
Kajian stilistika ini merupakan analisis kekhasan pemakaian bahasa dalam empat karya sastra Ki Ranggawarsita. Tujuan penelitian ini, yaitu 1) mendeskripsikan keunikan dan kekhususan pemakaian bahasa (bunyi, pola bunyi, nilai bunyi, kosakata, semantik, pembentukan kata dan pengkalimatan) yang dipergunakan oleh Ki Padmasusastra lewat empat karya sastranya (faktor objektif), 2) menjelaskan pengaruh latar sosiohistoris dan ideologi pengarang terhadap pemakaian bahasa yang dipergunakan oleh Ki Padmasusastra di dalam empat karya sastranya (faktor genetik), dan 3) menjelaskan tanggapan/resepsi pembaca terhadap makna stilistika empat karya sastra Ki Padmasusastra (faktor afektif).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Serat Rangsang Tuban, Kandha Bumi, Kabar Angin, dan Prabangkara merupakan empat karya sastra yang berperan sebagai sumber data faktor objektif. Karya-karya tersebut diambil dengan menggunakan teknik cuplikan yang bersifat sampel bertujuan (purposive sample) berdasarkan kriteria tertentu. Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi data. Sumber data faktor genetik adalah informan yaitu keluarga dekat Ki Padmasusastra dan para tokoh masyarakat yang mengetahui karya serta karakteristik Ki Padmasusastra. Sumber data faktor afektif berupa informan yakni kritikus, sastrawan, akademisi, dan mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Universitas Sebelas Maret. Pengumpulan data menggunakan content analysis serta wawancara mendalam. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan 1) metode interaktif, yaitu analisis data dengan menggunakan langkah-langkah: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dan 2) metode pembacaan model semiotik. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik substitusi dan delisi.
Hasil kajian stilistika terhadap empat karya sastra Ki Padmasusastra dapat disimpulkan sebagai berikut. Pola bunyi bahasa yang dominan muncul adalah purwakanthi guru swara (asonansi), purwakanthi guru sastra (aliterasi), dan purwakanthi lumaksita (anafora, mesodiplosis, dan epizeuksis). Pemilihan bunyi tersebut mampu membuat empat karya sastra Ki Padmasusastra menjadi indah. Dalam hal struktur morfologis, pembentukan kata dan pemakaian kata-kata cenderung memilih bentuk-bentuk kata yang bernilai arkhais. Selain itu banyak terdapat persandian kata, perulangan dan pemajemukan kata. Pemilihan kata/diksi sangat beraneka macam antara lain tembung garba, yogyaswara, kata-kata Kawi, kekhasan diksi yang bersifat pribadi terutama penulisan nama pengarang, tembung saroja, kekhasan nama tokoh dan tempat, mampu membuat empat karya sastra Ki Padmasusastra menjadi lebih berbobot. Kekhasan sintaksis, kekhasan semantik, penggunaan metafora, simile/pepindhan selain mengandung unsur estetik, majas-majas tersebut juga dapat menambah keindahan dan  mengkonkretkan ide yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Kekhasan pemilihan elemen bahasa dimanfaatkan bersama secara komprehensif oleh Ki Padmasusastra.
Berdasarkan pengkajian mengenai latar sosiohistoris Ki Padmasusastra dan ideologi Ki Padmasusastra membuktikan bahwa faktor-faktor politik, ekonomi, budaya, sastra, agama maupun pendidikannya sangat mempengaruhi style keempat karya sastra Ki Padmasusastra. Ki Padmasusastra tertarik dan menerima norma-norma sastra dan budaya Eropa, akan tetapi ia juga mengabdikan diri pada sastra dan budaya Jawa tradisional. Kehadiran keempat keempat karya sastranya memiliki warna dan keunikan tersendiri yang menempatkan Ki Padmasusastra sebagai salah satu pengarang Jawa yang terkenal.
Berdasarkan pengkajian faktor afektif mengenai makna stilistika empat karya sastra Ki Padmasusastra membuktikan bahwa kekhasan pemanfaatan bahasa dalam empat karya Ki Padmasusastra merupakan cerminan pola pikir, pola pandang Ki Padmasusastra terhadap Tuhan, beserta dunia dengan segala isinya. Di balik ekspresi pemanfaatan bahasa tersebut ada pola pikir, pandangan hidup Ki Padmasusastra terhadap Wujud Tertinggi (Tuhan) dan alam sekitarnya yaitu dunia mikrokosmos maupun makrokosmos.
Kekhasan pemakaian bahasa dalam Serat Rangsang Tuban, Serat Prabangkara, Serat Kandha Bumi dan Serat Kabar Angin karya Ki Padmasusastra berdasarkan tiga komponen yakni (1) pengarang, (2) karya sastra, dan (3) pembaca telah dapat memberikan pemamahan yang lebih komprehensif mengenai stilistika Ki Padmasusastra. Kekhasan pemilihan elemen bahasa yang berupa permainan bunyi, aspek morfologis, kekhasan diksi, aspek sintaksis maupun semantik dimanfaatkan bersama oleh Ki Padmasusastra dalam empat karya sastranya secara komprehensif.
Kata kunci: gaya, diksi, karya sastra, perspektif kritik holistik.
ABSTRACT
This stylistic study focuses on the analysis of the uniqueness of the language use in the four literary works of Ki Padmasusastra. The objectives of this study include three factors: objective factor, genetic factor, and affective factor. The objective factor is to describe the uniqueness and the specialty of the language use (sounds, sound patterns, sound values, dictions, semantics, word formation, and sentence construction) used by Ki Padmasusastra in his four literary works. The genetic factor is to explain how the socio-history and the ideology of the author influence the language use in his four literary works. The affective factor is to explain the response of the readers on the stylistic meaning of the four literary works of Ki Padmasusastra.
This study is a qualitative research that is descriptive in nature. Serat Rangsang Tuban, Kandha Bumi, Kabar Angin, and Prabangkara are the four literary works that serve as the data source. Those literary works were selected by using purposive sampling technique based on particular criteria. To ensure the validity of the data, triangulation method was applied. The data sources of genetic factor are some informants who are the close relatives of Ki Padmasusastra and some public figures who have the best knowledge of the literary works and the characters of Ki Padmasusastra. The data sources of affective factor are some informants with several professions such as critics, authors, scholars and university students majoring in local literature of Sebelas Maret University. The techniques of data collection in this study were content analysis and in-depth interview. The data were analyzed using 1) interactive method which consisted of reducing data, presenting data and drawing conclusion and 2) semiotic model reading method. The data analysis in this study used substitution and deletion techniques.
The results of the study show that the dominant sound patterns are purwakanthi guru swara (assonance), purwakanthi guru sastra (alliteration), and purwakanthi lumaksita (anafora, mesodiplosis, and epizeuksis). The selection of those sound patterns makes the four literary works of Ki Padmasusastra beautiful. Morphologically, the word formation and the use of words tend to select word form of a more archaic value. In addition, there are a great number of cryptographic words, repetition and compounding words. The diction choice is various such as  tembung garba, yogyaswara, Kawi words, the uniqueness of personal diction, especially the writing of the author’sname, tembung saroja, the uniqueness of the name of characters and places, which can make the four literary works of  Ki Padmasusastra finer. The syntactic and semantic uniqueness and the use of methaphors and pepindhan (similes) not only carry aesthetic value but also add the beauty and the reality of idea the author presents to the readers. The uniqueness of selection of language elements was used all together comprehensively  by Ki Padmasusastra.  
The examination of Ki Padmasusastra’s socio-historic and ideological background shows that political, economic, cultural, literary, religious, and educational factors truly influence the style of his four literary works. He was interested in and accepted European literature values and cultures, but at the same time he was also a loyal javanese who dedicated himself to the traditional Javanese culture and literatures. His four literary works have their own uniqueness that put Ki Padmasusastra as one of well-known Javanese authors.
Based on the examination of affective factor on the stylistic meaning on the four literary works of Ki Padmasusastra shows that the uniqueness of the language use in those literary works is a reflection of the mindset, the point of view Ki Padmasusastra to the God, the universe and everything in it. Behind the expression of these language use, there is a mindset, point of view Ki Padmasusastra to the Supreme Being (God) and natural environment which are microcosm and macrocosm.
The uniqueness of the language use in Serat Rangsang Tuban, Serat Prabangkara, Serat Kandha Bumi dan Serat Kabar Angin by Ki Padmasusastra on the basis of three components: author, literary works, and readers gives a more comprehensive understanding about the style of Ki Padmasusastra. The uniqueness of the selection of the language elements in the form of sound patterns, morphological aspect, uniqueness in diction, syntactic aspect, semantic aspect, and imagery aspect is utilized all together comprehensively by Ki Padmasusatra in his four literary works.
Key words: diction, holistic critical perspective, literary works, style.

×
Penulis Utama : Prasetyo Adi Wisnu Wibowo
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T111108006
Tahun : 2016
Judul : Kajian Stilistika Karya-Karya Sastra Ki Padmasusastra Perspektif Kritik Holistik
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2016
Program Studi : S-3 Linguistik (Deskriptif)
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Linguistik-T111108006-2016
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo
2. Prof. Dr. Djatmika, M.A.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.