×
ABSTRAK
Perlakuan yang adil dan dihormati oleh atasan (supervisor) dapat
memperkuat persepsi diri karyawan sehingga memotivasi karyawan untuk
terlibat dalam voice behavior. Selain itu, kemampuan karyawan dalam
menyuarakan pendapat dapat meningkatkan responsif supervisor sehingga
memperkuat persepsi diri karyawan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menguji: 1) self-perceived status memediasi hubungan antara responsif
supervisor dan voice behavior. 2) Self-efficacy for voice memoderasi hubungan
antara responsif supervisor dan self-perceived status. Sampel untuk penelitian
ini adalah supervisor dan karyawan di perusahaan manufaktur. Pengambilan
sampel menggunakan metode convenience sampling. Penelitian ini mengambil
jumlah responden sebanyak 109 orang dengan teknik Maximum Likelihood
Estimation. Teknik pengujian data menggunakan Structural Equation
Modelling (SEM) dengan bantuan program Amos 16.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Structural Equation Modelling
(SEM) yang menguji hipotesis dalam penelitian ini didapatkan hasil antara lain:
1) self-perceived status tidak memediasi hubungan antara responsif supervisor
dan voice behavior. 2) Self-efficacy for voice memoderasi hubungan antara
responsif supervisor dan self-perceived status.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran yaitu: 1) bagi peneliti selanjutnya agar memberikan waktu
yang cukup untuk responden dan memberikan pemahaman tentang pertanyaanpertanyaan
dalam kuesioner, hal ini dimaksudkan agar responden menanggapi
kuesioner lebih teliti dan tepat. 2) Sebaiknya peneliti selanjutnya mendaftar ke
perpustakaan online indonesia agar lebih mudah mencari jurnal-jurnal referensi
yang gratis.
Kata kunci: Responsif Supervisor, Self-Efficacy, Self-Perceived Status,
Voice Behavior