×
ABSTRAK
Idul Fitri tahun 2015, menjadi sebuah idul fitri yang mungkin tidak dapat dilupakan untuk umat muslim yang ada di Tolikara, Papua. Terbakarnya masjid di Tolikara pada saat perayaan Idul Fitri menjadi sebuah berita yang menyedihkan dan muncul sentiment negatif antar umat beragama. Berselang satu hari kemudian muncullah proyek untuk membangun kembali masjid di Tolikara yang digagas oleh Pandji Pragiwaksono dan www.kitabisa.com. Hanya dengan menggunakan media sosial, Twitter dan Facebook, proyek ini berhasil mengumpulkan dana sebesar 300 juta rupiah hanya dalam waktu 3 hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proyek ini dapat berjalan dengan sukses hanya dengan memanfaatkan media sosial, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berarti peneliti mendeskripsikan apa yang sebenarnya terjadi. Pengumpulan data dilakukan mulai dari wawancara dengan pihak www.kitabisa.com, penggalang dana dan beberapa donatur serta ditambah dengan fakta dan data yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka, dan studi dokumen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Facebook dan Twitter dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan proyek yang diusung oleh Pandji dan Situs penggalangan dana, Kitabisa. Facebook dan Twitter secara cepat dengan mengalirkan informasi mengenai penggalanngan dana ini. Kemampuan Facebook dan Twitter ini juga didukung oleh faktor-faktor dari segi komunikator dan komunikannya sendiri. Faktor tersebut adalah (1) Rasa saling tolong menolong, (2) Momentum dan Waktu, (3) Ide yang tepat, (4) sosok yang berpengaruh erat kaitannya dengan komunikator, (5) Serta Fitur yang memudahkan di media sosial untuk membuat proyek ini viral.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum, sebuah proyek sosial di media baru, mampu menjadi viral dan sukses asal memiliki beberapa faktor, seperti faktor-faktor yang ditemukan saat penelitian. Media baru menjadi sebuah alat yang cukup mumpuni untuk masa depan dimana semua akan menjadi digital.
Kata kunci : Media Baru, Media Sosial, Gerakan Sosial, Tolikara
ABSTRACT
Eid in 2015 became the saddest Eid for moslems in Tolikara, Papua. The Mosque is burns and it became a sad news for all moslems around Indonesia. After that, Timeline of Social Media became something horrible because people said something negative about other religion and blaming each other. But, Next day after the incident, there is project to rebuilt the mosque in Tolikara. That Project is initiated by Pandji Pragiwaksono and www.kitabisa.com. The Project succeed just only 3 days, and collected 300millions Rupiah. Also the project is just active in social media.
This research is designed to knew how the Tolikara project could be success by only using social media. The method of research is qualitative Descriptive, and that means researcher has to describe what is exactly happened. The Data is collecting by interview, the fundraiser, the website, and people who donate in this project. The data analysis in this research using interactive model by Miles and Huberman.
As a result from this research, that can be known if facebook and twitter could be a succesfull tools for spreading the crowdfunding project that carried by Pandji and Online Crowdfunding webiste, Kitabisa.com. Facebook and Twitter are quickly discharge the infromation about the crowdfunding. Abilities of Facebook and Twitter is not only depend by itself, but it supported by any factor from the source (communicator), and audience (communicant).That factors are (1) the sense of help, (2) Time and Momentum, (3) The Right Ideas, (4) The influences figures, (5) Social Media Feature that can easily make this project go viral.
The General summary of research, that prove if the social movement in new media can be viral and succeed because many factors. The New media also promising to become a good tool to helped a social movement in the digital era.
Keywords: New Media, Social Media, Social Movement, Tolikara.