ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice (PAP) dan dua versi terjemahannya, yaitu dari Penerbit Shira Media dan Qanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pematuhan dan pelanggaran maksim prinsip kerjasama (PK), (2) teknik penerjemahan yang dipakai untuk menerjemahkan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan PAP, (3) kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan PAP, (4) dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab novel PAP.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah dokumen berupa novel Pride and Prejudice; dan juga informan yang menilai kualitas terjemahan. Data dalam penelitian ini adalah tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice dan informasi mengenai kualitas terjemahan yang diberikan para informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen, kuesioner, dan Focus Group Discussion (FGD).
Ditemukan bahwa tuturan menjawab dalam novel PAP dan dua versi terjemahannya menggunakan pematuhan dan pelanggaran maksim PK. Terdapat 13 teknik penerjemahan pada novel Penerbit Shira Media, yaitu: kesepadanan lazim, variasi, peminjaman, amplifikasi (eksplisitasi), amplifikasi (penambahan), reduksi, modulasi, adaptasi, transposisi, harfiah, kreasi diskursif, partikularisasi, dan generalisasi. Mayoritas teknik kesepadanan lazim dan variasi muncul pada pematuhan maksim PK dan pelanggaran maksim PK kuantitas. Teknik tersebut juga menghasilkan terjemahan akurat dan berterima.
Terdapat 11 teknik penerjemahan pada novel Penerbit Qanita, yaitu: kesepadanan lazim, variasi, peminjaman, amplifikasi (eksplisitasi), amplifikasi (penambahan), modulasi, reduksi, kreasi diskursif, adaptasi, transposisi, dan partikularisasi. Sama seperti pada novel Penerbit Shira Media, teknik kesepadanan lazim dan variasi juga merupakan teknik yang banyak digunakan dalam pematuhan maksim PK dan pelanggaran maksim PK.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa teknik yang berdampak positif terhadap kualitas terjemahan adalah teknik kesepadanan lazim, sedangkan teknik harfiah dan kreasi diskursif merupakan teknik yang menghasilkan terjemahan dengan kualitas yang kurang baik. Namun, mayoritas teknik penerjemahan memiliki andil positif terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab, baik pada Penerbit Shira Media maupun Qanita.
Kata kunci: maksim prinsip kerjasama, teknik penerjemahan, kualitas terjemahan.
ABSTRACT
This research is conducted by analyzing answering speech acts in Pride and Prejudice (PAP) novel and its two translation versions, Shira Media and Qanita Publisher. The aims of this research are to describe: (1) observing or non-observing the maxim, (2) the translation techniques used for translating answering speech acts in PAP novel and its two translation versions, (3) the translation quality of answering speech acts in PAP novel and its two translation versions, (4) the impacts of translation techniques toward the quality of answering speech acts in PAP novel.
This is a descriptive-qualitative research. The source of data are documents, PAP novel; and informants who assessed the quality of the translations. The data are answering speech acts in PAP novel and the information about translation quality given by the informants. The techniques of data collection are content analysis, questionaire, and
Focus Group Discussion (FGD).
It is found out that there are observing and non-observing the maxim used in answering speech acts in PAP novel and its two translation versions. In Shira Media Publisher, the translation techniques used are: established equivalence, variation, borrowing, amplification (explicitation), amplification (addition), reduction, modulation, adaptation, transposition, literal, discursive creation, particularization, and generalization. Established equivalence and variation techniques commonly appear in observing and non-observing maxim quantity. These techniques also produce accurate and acceptable translations.
Meanwhile, there are 11 translation techniques used in Qanita Publisher: established equivalence, variation, borrowing, amplification (explicitation), amplification (addition), modulation, reduction, discursive creation, adaptation, transposition, and particularization. Same as the novel Shira Media Publisher, established equivalence and variation techniques also commonly appear in observing and non-observing maxim.
The research findings in this research show that established equivalence technique has positive impact to translation quality. Meanwhile, literal and discursive creation are technique that produce less accurate and less acceptable translation. However, the findings also show the majority of translation techniques used are able to create accurate and acceptable translations.
Keywords: cooperative principles, translation techniques, translation quality.