Penulis Utama : Joni Rusdiana
NIM / NIP : S220809007
×

ABSTRAK
Berbagai gerakan berbasis Islam banyak dan mudah ditemui di Indonesia.
Sebagian lahir dan berkembang di Indonesia sementara yang lain merupakan gerakan
transnasional. Sebagai suatu gerakan berbasis agama menjadi keniscayaan bahwa
mereka menyebarkan ajaran dan keyakinan mereka kepada masyarakat. Aktivitas
demikian dalam Islam biasa dikenal dengan istilah dakwah. Dakwah berupa ceramah,
mengadakan kajian atau tabligh akbar menjadi metode yang populer dalam
menyebarkan keyakinan dan ajaran mereka. Kesamaan berikutnya yang tampak dari
dakwah gerakan Islam yaitu memanfaatkan media massa sebagai sarana dakwah.
Bahkan banyak juga di antara gerakan Islam yang memiliki media massa sendiri dan
dikelola cukup serius.
Berbeda dengan gerakan-gerakan Islam secara umum, Jamaah Tabligh memiliki
metode yang unik dalam berdakwah. Para pekerja dakwah mendatangi rumah-rumah di
sekitar masjid tempat tinggal mereka, mengajak untuk sholat berjamaah atau
mendengarkan ceramah di masjid. Aktivitas ini biasa disebut jaulah. Secara rutin
mereka juga pergi meninggalkan keluarga dan pekerjaan untuk berdakwah ke daerah
lain selama 3 hari, 40 hari atau 4 bulan. Aktivitas ini biasa disebut khuruj fii sabilillah
(keluar di jalan Allah) atau biasa disebut khuruj saja.
Di tengah kehidupan masyarakat kita sekarang, maka aktivitas yang dilakukan
Jamaah Tabligh tampak sebagai suatu perilaku atau kebiasaan yang aneh. Bagaimana
Jamaah Tabligh memaknai konsep dakwah dan realitas sosial (objek) lain yang
melingkupinya, itulah masalah yang diteliti. Dua masalah berikutnya yang diteliti yaitu;
bagaimana makna-makna tersebut terbangun dan bilamana dan bagaimana Jamaah
Tabligh mempertahankan atau memodifikasi makna-makna realitas sosial yang mereka
bangun?
Tiga premis dasar interaksionisme simbolik yang dirumuskan oleh Blumer,
peneliti gunakan untuk membedah tiga masalah tersebut. Peneliti ini menggunakan
metode etnografi, dengan dua metode teknik pengumpulan data yaitu observasi
partisipatif dan wawancara mendalam. Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti
menggunakan dua metode yaitu triangulasi sumber member check.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yang memperlihatkan bahwa
fenomena dakwah Jamaah Tabligh secara umum bersesuaian dengan tiga premis
Interaksionisme Simbolik Blumer. Berdasarkan tiga premis Blumer tersebut didapati
temuan bahwa makna dakwah dalam Jamaah Tabligh cukup berbeda dengan makna
dakwah yang berkembang di masyarakat. Rata-rata masyarakat memahami dakwah
identik dengan ceramah, cenderung mengajak kepada golongan, untuk memperbaiki
orang lain dan merupakan tugas orang tertentu seperti ulama, kiyai, ustad, dan santri.
Bagi Jamaah Tabligh pemahaman seperti ini keliru. Menurut Jamaah Tabligh
dakwah adalah mengajak orang lain agar taat kepada Allah swt, bukan kepada
golongan, organisasi, atau mazhab tertentu. Namun demikian tujuan dakwah bukan
memperbaiki orang lain. Tujuan utama dakwah dalam Jamaah Tabligh adalah untuk memperbaiki diri sendiri sehingga dakwah menjadi tugas bahkan kewajiban bagi setiap
orang Islam. Perbaikan diri yang dimaksud terutama adalah perbaikan iman kemudian
amal sholeh.
Jamaah Tabligh sangat meyakini apabila dakwah dijalankan maka sekian banyak
manfaat atau keuntungan akan dirasakan umat Islam. Sebaliknya apabila dakwah tidak
dijalankan maka sekian banyak kerugian dan musibah akan menimpa umat Islam.
Dakwah yang dimaksud adalah berupa khuruj dan jaulah. Khuruj yaitu pergi beberapa
waktu (biasanya 3 hari, 40 hari atau 4 bulan) meninggalkan keluarga dan pekerjaan
untuk mmenyebarkan agama di wilayah lain. Sedangkan jaulah adalah berkeliling di
tengah-tengah masyarakat untuk mengajak mereka taat kepada Allah swt. Dua cara ini,
yaitu khuruj dan jaulah, menurut Jamaah Tabligh wajib dilakukan karena merupakan
asli dakwah yang dilakuka Nabi dan para sahabat.
Serangkaian makna dakwah yang dimiliki Jamaah Tabligh ini terbangun sejak
awal gerakan ini dimulai yaitu oleh Maulana Muhammad Ilyas. Bermula dari
pengalaman ( interaksi sosial) keluarga Maulana Ilyas dalam membimbing penduduk
Mewat. Pengalaman yang akhirnya membawa Maulana Ilyas pada kesimpulan bahwa
madrasah bukanlah solusi yang tepat dalam memperbaiki masyarakat secara
menyeluruh. Kondisi ini membuat Maulana Muhammad Ilyas merasakan kegelisahan
yang serius. Sampai ketika Maulana Muhammad Ilyas melaksanakan ibadah hajinya
yang kedua, pada tahun 1927, ia mendapat semacam ilham dari Tuhan. Suatu
kepahaman mengenai metode dakwah sebagaimana yang dijalankan nabi dan para
sahabat yaitu dengan motode khuruj dan jaulah.
Di sini juga berlaku pramis Blumer yang ke tiga yaitu makna dipertahankan atau
dimodifikasi melalui proses interpretif. Awalnya Maulana Ilyas memilih madrasah
sebagai metode memperbaiki masyarakat, kemudian ia mengevaluasi, mempertahankan
sambil terus melakukan evaluasi sampai pada kesimpulan bahwa madrasah bukan solusi
yang tepat untuk memperbaiki masyarakat. Selanjutnya Maulana Ilyas menerapkan
metode yang lain yaitu dakwah dan tabligh. Metode yang diperolehnya bukan dari
proses interaksi sosial, melainkan diperolehnya dari ilham yang diberikan Tuhan.
Pada fenomena ini tampaknya perspektif Interaksionisme Simbolik mengalami
keterbatasan dan tidak mampu menjelaskan. Interaksionisme Simbolik meyakini bahwa
makna selalu didapatkan dalam interaksi sosial yaitu interaksi dengan sesama manusia.
Sementara makna dakwah dalam Jamaah Tabligh di dapatkan Maulana Muhammad
Ilyas sebagai ilham atau pemberian langsung dari Allah swt.
(Keyword: dakwah,khuruj, jaulah, Jamaah Tabligh, Interaksionisme Simbolik, Blumer)

 

×
Penulis Utama : Joni Rusdiana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S220809007
Tahun : 2016
Judul : Fenomena Dakwah Jamaah Tabligh dalam Perspektif Interaksionisme Simbolik
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2016
Program Studi : S-2 Ilmu Komunikasi (Teori dan Penelitian)
Kolasi :
Sumber : UNS-F.Pascasarjana Prodi.Ilmu Komunikasi-S220809007-2016
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dra. Prahastiwi Utari, M. Si, Ph. D.
2. Sri Hastjarjo, S. Sos, Ph. D.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.