×
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan
Strategi REACT yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
koneksi matematis siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo setelah
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics
Project dengan Strategi REACT. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Grogol
Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Sumber data pada
penelitian ini diperoleh dari guru matematika dan siswa kelas VIII I SMP Negeri 1
Grogol Sukoharjo. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data
keterlaksanaan pembelajaran dan data aktivitas belajar siswa dengan observasi
selama proses pembelajaran, serta data kemampuan koneksi matematis siswa
diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah
siswa yang melakukan aktivitas belajar dalam kegiatan visual mencapai lebih dari
atau sama dengan 80%, kegiatan lisan mencapai lebih dari atau sama dengan 50%,
kegiatan menulis mencapai lebih dari atau sama dengan 80%, dan kegiatan
emosional mencapai lebih dari atau sama dengan 50%. Berdasarkan hasil tes
kemampuan koneksi matematis, setidaknya 50% siswa mencapai level skor sama
dengan 2 pada setiap bentuk kemampuan koneksi matematis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan
strategi REACT yaitu: 1) Kegiatan Pendahuluan: a) Tahap Review: Guru
melakukan apersepsi. (Relating); b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; c)
Guru membangkitkan motivasi siswa. (Relating). 2) Kegiatan Inti: a) Tahap
Pengembangan: (1) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dan melakukan
tanya jawab kepada siswa, (2) Guru membimbing siswa dalam mengkaitkan
materi yang dipelajari dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa (Relating);
b) Tahap Kerja Kooperatif: (1) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok, (2) Guru memberikan permasalahan
dalam bentuk LKK untuk didiskusikan dengan kelompoknya. (Experiencing,
Applying, Cooperating), (3) Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing
siswa yang mengalami kesulitan, (4) Guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya; c) Tahap Kerja Mandiri: (1) Guru
memberikan tes individu kepada siswa, (2) Guru memberikan klarifikasi terhadap
pekerjaan siswa. 3) Kegiatan Penutup: a) Guru bersama siswa membuat
kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari; b) Guru meminta siswa
membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari; c) Tahap Penugasan:
(1) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa mengenai materi yang telah
dipelajari yang berhubungan dengan kehidupan nyata. (Transferring), (2) Guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan
meminta siswa untuk mempelajarinya di rumah.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh bahwa rata-rata
aktivitas belajar siswa pada kegiatan visual sebesar 75,782% dan terjadi
peningkatan sebesar 8,594% menjadi 84,376% pada siklus II, kegiatan lisan
sebesar 38,282% dan terjadi peningkatan sebesar 19,14% menjadi 57,422% pada
siklus II, kegiatan menulis sebesar 71,875% dan terjadi peningkatan sebesar
12,501% menjadi 84,376% pada siklus II, kegiatan emosional sebesar 40,626%
dan terjadi peningkatan sebesar 17,187% menjadi 57,813% pada siklus II.
Berdasarkan hasil tes siklus I, bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu siswa
mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika yang telah
mencapai level skor 2 sebanyak 53,125% siswa dan terjadi peningkatan sebesar
18,75% menjadi 71,875% pada siklus II, pada bentuk kemampuan koneksi
matematis siswa yaitu memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk
ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang
menyeluruh yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 40,625% siswa dan terjadi
peningkatan sebesar 21,875% menjadi 62,5% pada siklus II, dan pada bentuk
kemampuan koneksi matematis siswa yaitu mengenal dan menerapkan
matematika dalam kehidupan nyata yang telah mencapai level skor 2 sebanyak
25% dan terjadi peningkatan sebesar 31,25% menjadi 56,25% pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran dan hasil tes siklus dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project
dengan strategi REACT dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
koneksi matematis siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo tahun
ajaran 2015/2016.