×
Perusahaan menghitung laba di setiap periode untuk tujuan ganda, yaitu untuk
pelaporan keuangan dan untuk penentu kewajiban pajak. Laba akuntansi
(pelaporan keuangan) berdasarkan standar akuntansi, sedangkan penghasilan
kena pajak (pelaporan pajak) berdasarkan peraturan pajak. Perbedaan laba
menurut akuntansi dan pajak dikenal sebagai Book Tax Gap (BTG). BTG sering
dianggap sebagai ukuran perencanaan pajak, tax avoidance, dan manajemen laba
untuk tujuan pajak. Perusahaan melakukan manajemen laba dan manajemen
pajak karena perusahaan ingin mendapatkan laba yang tinggi dengan tarif pajak
yang rendah. Terdapat beberapa faktor penentu yang dianggap mempengaruhi
manajemen laba. Faktor tersebut yaitu total akrual sebagai proksi manajemen
laba, kepemilikan institusional, likuiditas, profitabilitas, leverage, dan ukuran
kantor akuntan publik perusahaan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor-faktor yang dianggap
menyebabkan manajemen laba terhadap BTG, sehingga didapatkan bukti empiris
jika BTG dapat dijadikan sebagai proksi dari manajemen laba. Pengujian
dilakukan dengan model regresi satu arah menggunakan sampel perusahaan
manufaktur di Indonesia yang listing di BEI tahun 2012-2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa net profit margin sebagai proksi dari profitabilitas
berpengaruh signifikan positif terhadap kesenjangan antara laba akuntansi dan
laba fiskal. Sedangkan variabel lain seperti total akrual yang merupakan proksi
dari manajemen laba, kepemilikan institusional, likuiditas, leverage, dan ukuran
KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap BTG.
Kata kunci : Book Tax Gap (BTG), Kepemilikan Institusional, Karakteristik
Perusahaan, Earning Management, Manufaktur